Ternak Belut Sidat Cacing Dan Pupuk Kascing
TERNAK BELUT SIDAT CACING DAN PUPUK KASCING
TERNAK BELUT
Belut sawah Monopterus Albus/ Fluta alba waktu waktu ini gres jadi booming, di ternakan di mana mana. Daya tarik harga tinggi dan stabil membius cita-cita untuk mencobanya. Meski dengan keilmuan yang masih kira kira berdasarkan kreasi sendiri sendiri.
Ada yang berhasil tapi banyak juga yang berguguran di tengah jalan, lantaran belutnya tidak berkembang, kuntet atau mengalami kanibalisme lantaran belut termasuk ikan Carnivora, pemakan ikan lain yang lebih kecil termasuk belut berukuran kecil. Sehingga tebar bibit 15 kg hanya sanggup panen 5 kg saja.
Termasuk ikan Nocturnal, aktiv di malam hari dan bersembunyi di siang hari, lantaran punya Labbyrint yang berarti sanggup mengambil O2 dari air dan dari udara bebas, jadi agak lezat nanti kita buat konstruksi kolamnya.
Sifat Hemophrodits mengakibatkan kesulitan sebagian rekan peternak untukmembedakan Gonad jantan dan betina. Sewaktu masih muda belut berkelamin betina dengan panjang 20-30 cm selalu berkelamin betina, namun sehabis renta panjang badan lebih dari 35 cm berkelamin jantan.
Tanda tanda sekunder tidak terlalu Nampak faktual ,biasanya hanya dengan melihat Gonad , belut jantan sehabis renta gonad telah susut dan mengecil, dengan cirri cirri badan ukuran kepala dan tengkuk besar, badan berwarna bubuk abu bening, pada sisi perit garang dan suram.
Sedang pada betina belut muda tapi sudah remaja gonad/kelamin pada perut kelihatan besar berisi sel sel ovum telur. Dengan cirri cirri fisik , kepala dan tengkuk kecil, warna hijau muda pada pecahan punggung dan putih kuning pada pecahan perut, sisi perut bening dan halus, bila sudah mengandung terlihat butiran butiran telurnya.
Konstruksi jenis kolam
Bisa kotak persegi atau setengah bundar drum atau sesuaikan saja dengan lahan yang di punyai, ini bukan ketepatan presisi yang di tuntut tapi luasan kolam yang lebih urgent.
Drum yang di belah dua sanggup di pakai atau kolam terpal atau kolam semen atau kolam bekas ikan lele sanggup di pakai. Kapasitas populasi per meter persegi untuk kolam pembibitan yaitu 2 jantan 6 betina, tinggal menghitung luas kolam untuk mengetahui berapa jumlah bibit Indukan yang mesti dimasukan.
Sedang untuk kolam pembesaran 1 meter persegi kepadatan populasi tebar 1- 1,5 kg dengan jumlah bibit belut per kg yaitu 100 – 120 ekor. Dengan perkiraan masa pemeliharaan 4 bulan 1 kg tebar bibit akan memanen belut remaja 5-7 kg dengan pakan cacing murni yang di habiskan 2,5 – 5 kg.
Media isi kolam
Kegagalan dalam beternak belut salah satu lantaran yaitu media hidup. Bukanya tidak cocok, tapi media yang belum matang, peternak kesusu menebar bibit belut, kesudahannya mati semua lantaran media hidup masih mengeluarkan energy panas gas metana.
Media yang sanggup di gunakan batang pisang cacah, lumpur atau tanah topsoil, jerami, baglog jamur bekas, kotoran ayam atau sapi. Yang penting komposisi harus tepat dan tidak harus media itu di pakai semua, lihat saja mana materi media yang gampang di dapat, itu yang di pakai.
Komposisi media :
Lumpur 20-30%
Batang pisang 20 %
Kotoran 40 %
Jerami 20 %
tapi ini bukan komposisi paten yang harus menyerupai itu, lantaran jikalau ada baglog bekas jamur porsinya sanggup 70 % sendiri baglog bekas jamur. Yang terpenting yaitu proses mekanisme pengolahan media itu yang harus tepat. Dengan langkah langkah sebagai berikut :
1. Masukan jerami 10 % pada pecahan dasar
2. Kotoran masukan 20 %
3. Batang pisang 10 %
4. Lumpur 10 %
5. Masukan lagi jerami 10 % ke dua
6. Kotoran 20%
7. Lumpur 10 %, kemudian masukkan air hingga media lembap semua hingga ke dasar kolam dan di atas media permukaan masih ada sedikit air, biarkan selama 1 minggu….setelah itu, anda masuk ke kolam ,injak injak hingga merata ke seluruh permukaan kolam dengan tujuan semoga media tercampur rata atau sanggup juga di balik balik…tapi agak ribet ini. Lalu sehabis di rasa cukup , ratakan permukaan media
8. Masukkan cacahan batang pisang sebar merata di seluruh permukaan media kemudian masukan air kembali hingga nyemek nyemek di permukaan atas media.Kalau sanggup usahakan air selalu mengalir pelan ke kolam tapi harus di buat lubang pembuangan air…seperti ini hingga ahad ke 3. Hari 1 awalminggu ke 4 masukan tumbuhan enceng gondok di permukaan media menutupi 2/3 luas permukaan media. Setelah genap 30 hari dan proses fermentasi media tepat dengan tanda media kedaluwarsa lumpur dan ketika tangan di masukkan sudah tidak mersakan panas… gres bibit di tebar. Iya…tinggi media 50 cm.
Jenis pakan
Cacing, semua jenis cacing bisa, irisan keong, rebusan katak, ampas tahu, rebusan daging ayam atau semua unsure protein hewani sanggup menjadi materi pakan belut, termasuk telur gagal tetas, sehabis di rebus remat remat jadikan pakan belut.
Pembibitan
Kepadatan tebar kolam pembibitan 2 jantan 6 betina untuk kolan seluas 1m2. Dengan panjang bibit jantan minimal 35 cm betina 25 cm, dengan syarat media menyerupai di atas dan jatah makan juga yang telah di jelaskan.
Terjadinya perkawinan di tandai dengan adanya busa busa di atas lubang sarang, sehabis 10 hari busa busa putih tersebut akan hilang, tandanya perkawinan telah selesai. Dalam suhu 28 – 30 C, telur belut akan menetas dalam waktu 8-10 hari.
Usia 5-8 hari sehabis menetas, anakkan belut harus segera di ambil masukan dalam kolam tampungan. Dalam satu lubang sarang akan di panen 100-200 ekor bibit belut kecil, banyak sedikit hasil panen terggantung jumlah bibit yang di jadikan indukan.
Tebar bibit
Hati hati dengan pemilihan asal atau cara bibit belut di tangkap. Sistem tangkap belut biasanya dengan di pancing, di setrum. Bibit belut asal di setrum dan di pancing tidak sanggup di jadikan bibit, lantaran belut telah mengalami stress dan biasanya terjadi perlukaan di badan belut, ini dihentikan di tebar lantaran kemungkinan besar belut akan mati.
Asal bibit terbaik yaitu hasil tangkapan belut memakai jebakan bubu, wuwu, telik, ini yang paling menjanjikan untuk di jadikan bibit belut, lantaran belut tidak stress dan tidak luka, sehingga pertumbuhan tidak bakal terhambat
Jika bibit belut di sanggup mendatangkan dari luar kota,ada perlakuaan khusus, bibit belut dan air bawaan dari bibit taruh pada kolam tampungan sementara kemudian beri air segar 2 kali lipat jumlah air bawaan, diamkan sehari semalam. Hari kedua beri suplemen Probiotik Top 20 ml/liter air dan beri air rebusan daun sirih 1 liter, biarkan selama 1 jam mulai jam 7 pagi hingga jam 8 kemudian tambah air segar gres sebanyak air pada tampungan sementara bibit, hingga sehari semalam.
Perlakuan ini bertujuan semoga bibit gres cepat melaksanakan penyesuaian pada lingkungan gres dan jikalau bibit belut membawa bibit penyakit, biasanya Virus Aeromonas seperti penyakit pada ikan lele segera mati dan bibit belut lemah biar sekalia mati saja daripada nanti pertumbuhan juga tidak sanggup cepat.
Pagi ke esok harinya belut mulai di tebar ke kolam pembesaran termasuk air yang buat merendam masukan juga dalam kolam pembesaran. Amati reaksi dari bibit belut, jikalau 15 menit sehabis tebar belut sudah masuk ke dalam media berarti media cocok.
TERNAK BELUT
Belut sawah Monopterus Albus/ Fluta alba waktu waktu ini gres jadi booming, di ternakan di mana mana. Daya tarik harga tinggi dan stabil membius cita-cita untuk mencobanya. Meski dengan keilmuan yang masih kira kira berdasarkan kreasi sendiri sendiri.
Ada yang berhasil tapi banyak juga yang berguguran di tengah jalan, lantaran belutnya tidak berkembang, kuntet atau mengalami kanibalisme lantaran belut termasuk ikan Carnivora, pemakan ikan lain yang lebih kecil termasuk belut berukuran kecil. Sehingga tebar bibit 15 kg hanya sanggup panen 5 kg saja.
Termasuk ikan Nocturnal, aktiv di malam hari dan bersembunyi di siang hari, lantaran punya Labbyrint yang berarti sanggup mengambil O2 dari air dan dari udara bebas, jadi agak lezat nanti kita buat konstruksi kolamnya.
Sifat Hemophrodits mengakibatkan kesulitan sebagian rekan peternak untukmembedakan Gonad jantan dan betina. Sewaktu masih muda belut berkelamin betina dengan panjang 20-30 cm selalu berkelamin betina, namun sehabis renta panjang badan lebih dari 35 cm berkelamin jantan.
Tanda tanda sekunder tidak terlalu Nampak faktual ,biasanya hanya dengan melihat Gonad , belut jantan sehabis renta gonad telah susut dan mengecil, dengan cirri cirri badan ukuran kepala dan tengkuk besar, badan berwarna bubuk abu bening, pada sisi perit garang dan suram.
Sedang pada betina belut muda tapi sudah remaja gonad/kelamin pada perut kelihatan besar berisi sel sel ovum telur. Dengan cirri cirri fisik , kepala dan tengkuk kecil, warna hijau muda pada pecahan punggung dan putih kuning pada pecahan perut, sisi perut bening dan halus, bila sudah mengandung terlihat butiran butiran telurnya.
Konstruksi jenis kolam
Bisa kotak persegi atau setengah bundar drum atau sesuaikan saja dengan lahan yang di punyai, ini bukan ketepatan presisi yang di tuntut tapi luasan kolam yang lebih urgent.
Drum yang di belah dua sanggup di pakai atau kolam terpal atau kolam semen atau kolam bekas ikan lele sanggup di pakai. Kapasitas populasi per meter persegi untuk kolam pembibitan yaitu 2 jantan 6 betina, tinggal menghitung luas kolam untuk mengetahui berapa jumlah bibit Indukan yang mesti dimasukan.
Sedang untuk kolam pembesaran 1 meter persegi kepadatan populasi tebar 1- 1,5 kg dengan jumlah bibit belut per kg yaitu 100 – 120 ekor. Dengan perkiraan masa pemeliharaan 4 bulan 1 kg tebar bibit akan memanen belut remaja 5-7 kg dengan pakan cacing murni yang di habiskan 2,5 – 5 kg.
Media isi kolam
Kegagalan dalam beternak belut salah satu lantaran yaitu media hidup. Bukanya tidak cocok, tapi media yang belum matang, peternak kesusu menebar bibit belut, kesudahannya mati semua lantaran media hidup masih mengeluarkan energy panas gas metana.
Media yang sanggup di gunakan batang pisang cacah, lumpur atau tanah topsoil, jerami, baglog jamur bekas, kotoran ayam atau sapi. Yang penting komposisi harus tepat dan tidak harus media itu di pakai semua, lihat saja mana materi media yang gampang di dapat, itu yang di pakai.
Komposisi media :
Lumpur 20-30%
Batang pisang 20 %
Kotoran 40 %
Jerami 20 %
tapi ini bukan komposisi paten yang harus menyerupai itu, lantaran jikalau ada baglog bekas jamur porsinya sanggup 70 % sendiri baglog bekas jamur. Yang terpenting yaitu proses mekanisme pengolahan media itu yang harus tepat. Dengan langkah langkah sebagai berikut :
1. Masukan jerami 10 % pada pecahan dasar
2. Kotoran masukan 20 %
3. Batang pisang 10 %
4. Lumpur 10 %
5. Masukan lagi jerami 10 % ke dua
6. Kotoran 20%
7. Lumpur 10 %, kemudian masukkan air hingga media lembap semua hingga ke dasar kolam dan di atas media permukaan masih ada sedikit air, biarkan selama 1 minggu….setelah itu, anda masuk ke kolam ,injak injak hingga merata ke seluruh permukaan kolam dengan tujuan semoga media tercampur rata atau sanggup juga di balik balik…tapi agak ribet ini. Lalu sehabis di rasa cukup , ratakan permukaan media
8. Masukkan cacahan batang pisang sebar merata di seluruh permukaan media kemudian masukan air kembali hingga nyemek nyemek di permukaan atas media.Kalau sanggup usahakan air selalu mengalir pelan ke kolam tapi harus di buat lubang pembuangan air…seperti ini hingga ahad ke 3. Hari 1 awalminggu ke 4 masukan tumbuhan enceng gondok di permukaan media menutupi 2/3 luas permukaan media. Setelah genap 30 hari dan proses fermentasi media tepat dengan tanda media kedaluwarsa lumpur dan ketika tangan di masukkan sudah tidak mersakan panas… gres bibit di tebar. Iya…tinggi media 50 cm.
Jenis pakan
Cacing, semua jenis cacing bisa, irisan keong, rebusan katak, ampas tahu, rebusan daging ayam atau semua unsure protein hewani sanggup menjadi materi pakan belut, termasuk telur gagal tetas, sehabis di rebus remat remat jadikan pakan belut.
Pembibitan
Kepadatan tebar kolam pembibitan 2 jantan 6 betina untuk kolan seluas 1m2. Dengan panjang bibit jantan minimal 35 cm betina 25 cm, dengan syarat media menyerupai di atas dan jatah makan juga yang telah di jelaskan.
Terjadinya perkawinan di tandai dengan adanya busa busa di atas lubang sarang, sehabis 10 hari busa busa putih tersebut akan hilang, tandanya perkawinan telah selesai. Dalam suhu 28 – 30 C, telur belut akan menetas dalam waktu 8-10 hari.
Usia 5-8 hari sehabis menetas, anakkan belut harus segera di ambil masukan dalam kolam tampungan. Dalam satu lubang sarang akan di panen 100-200 ekor bibit belut kecil, banyak sedikit hasil panen terggantung jumlah bibit yang di jadikan indukan.
Tebar bibit
Hati hati dengan pemilihan asal atau cara bibit belut di tangkap. Sistem tangkap belut biasanya dengan di pancing, di setrum. Bibit belut asal di setrum dan di pancing tidak sanggup di jadikan bibit, lantaran belut telah mengalami stress dan biasanya terjadi perlukaan di badan belut, ini dihentikan di tebar lantaran kemungkinan besar belut akan mati.
Asal bibit terbaik yaitu hasil tangkapan belut memakai jebakan bubu, wuwu, telik, ini yang paling menjanjikan untuk di jadikan bibit belut, lantaran belut tidak stress dan tidak luka, sehingga pertumbuhan tidak bakal terhambat
Jika bibit belut di sanggup mendatangkan dari luar kota,ada perlakuaan khusus, bibit belut dan air bawaan dari bibit taruh pada kolam tampungan sementara kemudian beri air segar 2 kali lipat jumlah air bawaan, diamkan sehari semalam. Hari kedua beri suplemen Probiotik Top 20 ml/liter air dan beri air rebusan daun sirih 1 liter, biarkan selama 1 jam mulai jam 7 pagi hingga jam 8 kemudian tambah air segar gres sebanyak air pada tampungan sementara bibit, hingga sehari semalam.
Perlakuan ini bertujuan semoga bibit gres cepat melaksanakan penyesuaian pada lingkungan gres dan jikalau bibit belut membawa bibit penyakit, biasanya Virus Aeromonas seperti penyakit pada ikan lele segera mati dan bibit belut lemah biar sekalia mati saja daripada nanti pertumbuhan juga tidak sanggup cepat.
Pagi ke esok harinya belut mulai di tebar ke kolam pembesaran termasuk air yang buat merendam masukan juga dalam kolam pembesaran. Amati reaksi dari bibit belut, jikalau 15 menit sehabis tebar belut sudah masuk ke dalam media berarti media cocok.
Pembesaran
Waktu yang di perlukan dari tebar bibit hingga panen yaitu 4 bulan. Padat tebar 1-1,5 kg/m2, jumlah bibit 1 kg yaitu 100-120 ekor. Pemberian pakan mulai bakda Magrib dan jam 12 malam, dengan jenis pakan yang saya terangkan di atas. Kebutuhan pakan 1 kg bibit belut hingga panen 3,5 – 5 kg, pakan harian sesuaikan saja dengan kebiasaan belut dan kesanggupan belut menghabiskan asupan pakan yang di berikan, jikalau di pagi hari pakan masih sisa, berarti santunan pakan berlebihan, tinggal di kurangi. Untuk 1 kg bibit belut perkiraan panen 5-7 kg.
Pembesaran belut media air 100 %
Media isi kolam 100 % air tawar, tanpa suplemen apapun, hanya dalam kolam di beri potongan pralon ukuran 3 dim yang di potong potong sesuaikan dengan panjang dan lebar kolam. Pralon ini di susun bertingkat selang seling dari dasar kolam hingga 5 cm di bawah permukaan air kolam, fungsinya sebagai daerah bersembunyi dan menghindari sinar matahari.
Manajemen pemeliharaan sama dengan pelihara media normal, 15 hari sekali air kolam di ganti 50% dengan air yang baru. Jenis pakan pada kolam air yang terbaik yaitu pakan hidup missal ikan ikan kecil, cacing hidup. Jika memberi pakan rebusan daging ayam/tikus, atau irisan keong, taruh dalam wadah beri tali, gres masukkan ke kolam.
Kalau ingin mengangkat wadah pakan karam ini tinggal menarik talinya, tapi yang perlu di pahami, santunan pakan tidak bergerak/mati , porsi santunan di buat kurang jangan berlebihan. Sehingga tidak ada pakan sisa di dasar kolam yang merupakan sumber cemaran air kolam dan sumber dari penyakit yang sanggup menyerang kesehatan belut.
Padat tebar, usang pemeliharaan sama dengan pemeliharaan normal, yang harus benar benar di perhatikan yaitu kualitas air kolam. Keunggulan pemeliharaan system ini, pada fisik belut terlihat cerah bersih, sehingga punya nilai jual lebih di banding hasil dari kolam normal.
Sebetulnya padat tebar sanggup di buat hingga 5 kg/1m2, tapi jikalau gres tahap uji coba ,padat tebar 1,5kg/m2 sudah cukup baik, sambil mempelajari sikap belut di media air 100% dan yang dihentikan di lupakan perkara dengan penyakit.
Penyakit yang biasa menyerang yaitu penyakit Bercak Merah, kemungkinan lantaran virus aeromonas yang sanggup di atasi dengan Probiotik Top yang di kombinasikan dengan rebusan air daun sirih. Lebih pas lagi jikalau belut yang di pelihara yaitu belut rawa Monopterus sp, maka proses penyesuaian lebih gampang lagi lantaran belut ini sudah terbiasa hidup di media air.
Ternak Sidat
Sidat bentuk badan hampir sama dengan belut, bedanya pada sidat cuping indera pendengaran tumbuh lebih besar menyerupai sirip depan pada ikan. Disamping belut hanya sanggup hidup di air tawar sedang sidat sanggup hidup di air bahari dan air tawar. Sifat khusus pada sidat, selalu berpindah migrasi ke bahari ketika berpijah atau kawin dan berlahan lahan kembali ke pinggiran sungai di perairan tawar ketika tumbuh dan berubah menjadi dewasa.Jadi, ketika remaja lebih adaptif dengan air tawar, tapi waktu kecil sangat adaptif dengan air asin.
Selama ini ada ada 2 jenis sidat yang berkembang di perairan Indonesia, yaitu Anguilla Bicolor dan Anguilla Mauritania.
Anguilla Bicolor, biasa di sebut freshwater eel, warna tubuhnya hitam kekuningan dan pecahan punggung berwarna gelap/hitam coklat menyerupai belut sawah.
Anguilla Mauritania, sidat atau moa kembang, warnanya juga 2 macam. Pada badan pecahan punggung gelap hitam hijau tua, dan pecahan perut warnanya putih keruh agak pucat.
Metode pemeliharaan sama persis dengan pemeliharaan belut system media air 100%. Kedua jenis sidat sanggup diternakan, dengan waktu 4-5 bulan, bobot per ekor sanggup 0,7- 0,9 kg.
Kiat jitu ternak sidat :
1. Gunakan bibit hasil dari perangkap atau di jarring, jangan gunakan bibit asal setrum lantaran tidak sanggup maksimal pertumbuhannya, padat tebar 20-30 ekor/m2 atau bobot badan 2-3 ons/ekor.
2. Dalam kolam beri rangkaian pralon menyerupai pada pemeliharaan belut, ikuti panjang dan lebar kolam, sanggup di beri jarak tiap 1 meter beri rangkaian pralon.
3. Beri naungan sebagian kolam pembesaran, lantaran sidat suka dengan daerah yang gelap dan alergi dengan sinar matahari.
4. Biasakan sidat memakan pellet buatan pabrik, tapi tentu saja sehabis di lakukan perlakuaan khusus. Pellet pabrik tumbuk menjadi tepung kemudian tambahkan cacing/ tepung ikan/minyak ikan, kemudian beri air panas aduk, cetak bentuk pellet lagi kemudian panggangan hingga kering gres kasihkan ke sidat. Ini berlangsung hingga sidat mau makan pellet pabrik ,selama 7 hari hingga sidat bahagia memakan pellet.
5. Perggantian air kolam sebanyak 50% dari volume kolam setiap 1 bulan sekali/ 15 hari sekali.
6. Lakukan penyiponan kotoran dan sisa pakan dari dasar kolam 15 hari sekali.
7. Sortir besar kecil ikan sidat kemudian pisahkan tiap 30 hari sekali
Semoga sukses………
Ternak Cacing Lumbricus Rubellus dan Pupuk Kascing
Saya buat intergratif menyerupai ini biar anda, ternak cacing untuk pakan sidat dan belut, sebagai pakan terbaik, cepat memacu pertumbuhan, sedang kascing nya sanggup buat pupuk organic atau di jadiin media ternak belut.
Media usahakan 100% kotoran sapi atau 50% kotoran ayam : 50% kotoran sapi,jangan kotoran kambing lantaran terlalu keras untuk di uraikan. Sebelumdi pakai media harus di matangkan atau di komposkan terlebih dahulu.
Pembuatan media :
Hamparkan kotoran sapi atau ayam atau adonan ke duanya,aduk aduk merata, bio stater sanggup pake em4 atau buat mol mikro organism local. Ambil besek pecahan dalam beri daun bamboo lalu beri nasi matang merata, letakkan dalam suhu ruangan selama 7 hari atau sehabis bentuk nasi sudah mencair berarti mol sudah jadi + mol keong : ambil keong buang cangkang, lembutkan daging keong. 1 kg daging keong beri air 3-5 liter air segar + gula 0,25 kg, peram 7 hari .
Bahan yang mau di jadikan media siram merata, dengan kadar lembap jikalau materi ini dikepas tinggal menetes air sedikit ,jangan menyerupai bubur itu terlalu basah. Bahan yang telah di basahi masukan dalam plastic, drum atau di hamparkan di lantai semen kemudian di tutup terpal selama 7 hari.
Bahan sudah jadi jikalau warna berubah kehitaman, sudah tidak mengeluarkan energy panas yang tak terasa pada tangan ketika di masukan dalam media. Bahan jadi ini bongkar ,angin anginkan selama 3-5 hari gres sanggup di pakai media ternak cacing.
Kotak Ternak
Panjang dan lebar sesuaikan dengan lahan yang di miliki, tidak harus pakai kotak kayu lapis plastic, lantaran ternak cacing sanggup eksklusif di hamparkan di lantai semen dengan pembatas tepi hanya memakai kerikil bata, yang penting ketinggian media 15 cm.
Jika pakai kotak kayu/bamboo yang di lapisi plastik, sanggup di buat bertingkat/bertumpuk dengan jarak antar kotak ke atas yaitu 10 cm, sanggup bertumpuk hingga 8 tumpukan dan panjang lebar kotak sesuaikan dengan lahan yang di punyai lantaran ini bukan ukuran kotaj yang mengikat harus menyerupai itu.
Perkembangan cacing dalam 35 hari seekor cacing remaja sanggup menghasilkan 5-15 Kokon, yang mana setiap kokon sanggup menghasilkan 15 ekor cacing generasi baru.
Ciri cirri cacing remaja , panjang lebih dari 5 cm, lambat gerakan, garis kuning bawah perut serta gelang gelang di badan berwarna merah menyala. Begitu cepatnya perkembangan cacing dalam 3 bulan populasi cacing sanggup 3 X lipat, sehingga pembelian Indukan hanya sekali saja ketika pertama kali melaksanakan ternak cacing , seterusnya kita sudah menghasilkan Indukan sendiri.
Bahan Pakan Cacing
Media hidup sebetulnya secara tidak langsung merupakan materi pakan bagi cacing, tapi jikalau di rasa kurang sanggup di beri pakan ampas tahu atau blenderan dari daun semacam sawi hijau atau putih atau semua daun yang bertekstur lembut sanggup di berikan.
Kandang cacing usahakan tertutup,jangan terkena sinar matahari dan lingkungan sangkar usahakan lembab dengan di siram air.
Cara santunan pakan hamparkan pada permukaan media pada sore hari dan cek di pagi harinya masih apa tidak, jikalau masih berarti santunan pakan kemarin sore kelebihan, terus menyerupai itu hingga ketemu dosis yang pas, lantaran santunan pakan selalu berubah sesuai dengan usia cacing.
Kascing
Vermicompos sebutan lain untuk kascing. Tanah yang di beri kascing akan gembur remah, sehingga akar tumbuhan leluasa mencari sumber hara.
Kandungan hara dalam kascing :
Nitrogen : 1,79%
Fosfat : 0,85%
Kalium : 1,79%
Karbon : 27,13%
Kalsium Lengas : 30,52%
Rasio Karbon Nitrogen : 15,2%
Yang sangat di harapkan dari kascing yaitu lender air liur dari cacing mengandung hormone pertumbuhan. Nah….tak kasih tahu lagi kan sumber dari hormone alami…? Berperan sebagai hormone pertubuhan dan sebagai antibiotika alami. Bila di larutkan dalam air, air liur ini akan menjadi pupuk cair. Perbandingan 1 lendir air liur : 10 air segar, peram 7 hari sudah jadi.
Grup facebook : ayam kresing super
Twitter : @betha_sutrisno
Blog : pertaniankoq.blogspot.com
Email : betha_sutrisno@yahoo.co.id
HP : 085229779252
malam jumat dan hari jumat tidak terima sms dan telpon
Waktu yang di perlukan dari tebar bibit hingga panen yaitu 4 bulan. Padat tebar 1-1,5 kg/m2, jumlah bibit 1 kg yaitu 100-120 ekor. Pemberian pakan mulai bakda Magrib dan jam 12 malam, dengan jenis pakan yang saya terangkan di atas. Kebutuhan pakan 1 kg bibit belut hingga panen 3,5 – 5 kg, pakan harian sesuaikan saja dengan kebiasaan belut dan kesanggupan belut menghabiskan asupan pakan yang di berikan, jikalau di pagi hari pakan masih sisa, berarti santunan pakan berlebihan, tinggal di kurangi. Untuk 1 kg bibit belut perkiraan panen 5-7 kg.
Pembesaran belut media air 100 %
Media isi kolam 100 % air tawar, tanpa suplemen apapun, hanya dalam kolam di beri potongan pralon ukuran 3 dim yang di potong potong sesuaikan dengan panjang dan lebar kolam. Pralon ini di susun bertingkat selang seling dari dasar kolam hingga 5 cm di bawah permukaan air kolam, fungsinya sebagai daerah bersembunyi dan menghindari sinar matahari.
Manajemen pemeliharaan sama dengan pelihara media normal, 15 hari sekali air kolam di ganti 50% dengan air yang baru. Jenis pakan pada kolam air yang terbaik yaitu pakan hidup missal ikan ikan kecil, cacing hidup. Jika memberi pakan rebusan daging ayam/tikus, atau irisan keong, taruh dalam wadah beri tali, gres masukkan ke kolam.
Kalau ingin mengangkat wadah pakan karam ini tinggal menarik talinya, tapi yang perlu di pahami, santunan pakan tidak bergerak/mati , porsi santunan di buat kurang jangan berlebihan. Sehingga tidak ada pakan sisa di dasar kolam yang merupakan sumber cemaran air kolam dan sumber dari penyakit yang sanggup menyerang kesehatan belut.
Padat tebar, usang pemeliharaan sama dengan pemeliharaan normal, yang harus benar benar di perhatikan yaitu kualitas air kolam. Keunggulan pemeliharaan system ini, pada fisik belut terlihat cerah bersih, sehingga punya nilai jual lebih di banding hasil dari kolam normal.
Sebetulnya padat tebar sanggup di buat hingga 5 kg/1m2, tapi jikalau gres tahap uji coba ,padat tebar 1,5kg/m2 sudah cukup baik, sambil mempelajari sikap belut di media air 100% dan yang dihentikan di lupakan perkara dengan penyakit.
Penyakit yang biasa menyerang yaitu penyakit Bercak Merah, kemungkinan lantaran virus aeromonas yang sanggup di atasi dengan Probiotik Top yang di kombinasikan dengan rebusan air daun sirih. Lebih pas lagi jikalau belut yang di pelihara yaitu belut rawa Monopterus sp, maka proses penyesuaian lebih gampang lagi lantaran belut ini sudah terbiasa hidup di media air.
Ternak Sidat
Sidat bentuk badan hampir sama dengan belut, bedanya pada sidat cuping indera pendengaran tumbuh lebih besar menyerupai sirip depan pada ikan. Disamping belut hanya sanggup hidup di air tawar sedang sidat sanggup hidup di air bahari dan air tawar. Sifat khusus pada sidat, selalu berpindah migrasi ke bahari ketika berpijah atau kawin dan berlahan lahan kembali ke pinggiran sungai di perairan tawar ketika tumbuh dan berubah menjadi dewasa.Jadi, ketika remaja lebih adaptif dengan air tawar, tapi waktu kecil sangat adaptif dengan air asin.
Selama ini ada ada 2 jenis sidat yang berkembang di perairan Indonesia, yaitu Anguilla Bicolor dan Anguilla Mauritania.
Anguilla Bicolor, biasa di sebut freshwater eel, warna tubuhnya hitam kekuningan dan pecahan punggung berwarna gelap/hitam coklat menyerupai belut sawah.
Anguilla Mauritania, sidat atau moa kembang, warnanya juga 2 macam. Pada badan pecahan punggung gelap hitam hijau tua, dan pecahan perut warnanya putih keruh agak pucat.
Metode pemeliharaan sama persis dengan pemeliharaan belut system media air 100%. Kedua jenis sidat sanggup diternakan, dengan waktu 4-5 bulan, bobot per ekor sanggup 0,7- 0,9 kg.
Kiat jitu ternak sidat :
1. Gunakan bibit hasil dari perangkap atau di jarring, jangan gunakan bibit asal setrum lantaran tidak sanggup maksimal pertumbuhannya, padat tebar 20-30 ekor/m2 atau bobot badan 2-3 ons/ekor.
2. Dalam kolam beri rangkaian pralon menyerupai pada pemeliharaan belut, ikuti panjang dan lebar kolam, sanggup di beri jarak tiap 1 meter beri rangkaian pralon.
3. Beri naungan sebagian kolam pembesaran, lantaran sidat suka dengan daerah yang gelap dan alergi dengan sinar matahari.
4. Biasakan sidat memakan pellet buatan pabrik, tapi tentu saja sehabis di lakukan perlakuaan khusus. Pellet pabrik tumbuk menjadi tepung kemudian tambahkan cacing/ tepung ikan/minyak ikan, kemudian beri air panas aduk, cetak bentuk pellet lagi kemudian panggangan hingga kering gres kasihkan ke sidat. Ini berlangsung hingga sidat mau makan pellet pabrik ,selama 7 hari hingga sidat bahagia memakan pellet.
5. Perggantian air kolam sebanyak 50% dari volume kolam setiap 1 bulan sekali/ 15 hari sekali.
6. Lakukan penyiponan kotoran dan sisa pakan dari dasar kolam 15 hari sekali.
7. Sortir besar kecil ikan sidat kemudian pisahkan tiap 30 hari sekali
Semoga sukses………
Ternak Cacing Lumbricus Rubellus dan Pupuk Kascing
Saya buat intergratif menyerupai ini biar anda, ternak cacing untuk pakan sidat dan belut, sebagai pakan terbaik, cepat memacu pertumbuhan, sedang kascing nya sanggup buat pupuk organic atau di jadiin media ternak belut.
Media usahakan 100% kotoran sapi atau 50% kotoran ayam : 50% kotoran sapi,jangan kotoran kambing lantaran terlalu keras untuk di uraikan. Sebelumdi pakai media harus di matangkan atau di komposkan terlebih dahulu.
Pembuatan media :
Hamparkan kotoran sapi atau ayam atau adonan ke duanya,aduk aduk merata, bio stater sanggup pake em4 atau buat mol mikro organism local. Ambil besek pecahan dalam beri daun bamboo lalu beri nasi matang merata, letakkan dalam suhu ruangan selama 7 hari atau sehabis bentuk nasi sudah mencair berarti mol sudah jadi + mol keong : ambil keong buang cangkang, lembutkan daging keong. 1 kg daging keong beri air 3-5 liter air segar + gula 0,25 kg, peram 7 hari .
Bahan yang mau di jadikan media siram merata, dengan kadar lembap jikalau materi ini dikepas tinggal menetes air sedikit ,jangan menyerupai bubur itu terlalu basah. Bahan yang telah di basahi masukan dalam plastic, drum atau di hamparkan di lantai semen kemudian di tutup terpal selama 7 hari.
Bahan sudah jadi jikalau warna berubah kehitaman, sudah tidak mengeluarkan energy panas yang tak terasa pada tangan ketika di masukan dalam media. Bahan jadi ini bongkar ,angin anginkan selama 3-5 hari gres sanggup di pakai media ternak cacing.
Kotak Ternak
Panjang dan lebar sesuaikan dengan lahan yang di miliki, tidak harus pakai kotak kayu lapis plastic, lantaran ternak cacing sanggup eksklusif di hamparkan di lantai semen dengan pembatas tepi hanya memakai kerikil bata, yang penting ketinggian media 15 cm.
Jika pakai kotak kayu/bamboo yang di lapisi plastik, sanggup di buat bertingkat/bertumpuk dengan jarak antar kotak ke atas yaitu 10 cm, sanggup bertumpuk hingga 8 tumpukan dan panjang lebar kotak sesuaikan dengan lahan yang di punyai lantaran ini bukan ukuran kotaj yang mengikat harus menyerupai itu.
Perkembangan cacing dalam 35 hari seekor cacing remaja sanggup menghasilkan 5-15 Kokon, yang mana setiap kokon sanggup menghasilkan 15 ekor cacing generasi baru.
Ciri cirri cacing remaja , panjang lebih dari 5 cm, lambat gerakan, garis kuning bawah perut serta gelang gelang di badan berwarna merah menyala. Begitu cepatnya perkembangan cacing dalam 3 bulan populasi cacing sanggup 3 X lipat, sehingga pembelian Indukan hanya sekali saja ketika pertama kali melaksanakan ternak cacing , seterusnya kita sudah menghasilkan Indukan sendiri.
Bahan Pakan Cacing
Media hidup sebetulnya secara tidak langsung merupakan materi pakan bagi cacing, tapi jikalau di rasa kurang sanggup di beri pakan ampas tahu atau blenderan dari daun semacam sawi hijau atau putih atau semua daun yang bertekstur lembut sanggup di berikan.
Kandang cacing usahakan tertutup,jangan terkena sinar matahari dan lingkungan sangkar usahakan lembab dengan di siram air.
Cara santunan pakan hamparkan pada permukaan media pada sore hari dan cek di pagi harinya masih apa tidak, jikalau masih berarti santunan pakan kemarin sore kelebihan, terus menyerupai itu hingga ketemu dosis yang pas, lantaran santunan pakan selalu berubah sesuai dengan usia cacing.
Kascing
Vermicompos sebutan lain untuk kascing. Tanah yang di beri kascing akan gembur remah, sehingga akar tumbuhan leluasa mencari sumber hara.
Kandungan hara dalam kascing :
Nitrogen : 1,79%
Fosfat : 0,85%
Kalium : 1,79%
Karbon : 27,13%
Kalsium Lengas : 30,52%
Rasio Karbon Nitrogen : 15,2%
Yang sangat di harapkan dari kascing yaitu lender air liur dari cacing mengandung hormone pertumbuhan. Nah….tak kasih tahu lagi kan sumber dari hormone alami…? Berperan sebagai hormone pertubuhan dan sebagai antibiotika alami. Bila di larutkan dalam air, air liur ini akan menjadi pupuk cair. Perbandingan 1 lendir air liur : 10 air segar, peram 7 hari sudah jadi.
Grup facebook : ayam kresing super
Twitter : @betha_sutrisno
Blog : pertaniankoq.blogspot.com
Email : betha_sutrisno@yahoo.co.id
HP : 085229779252
malam jumat dan hari jumat tidak terima sms dan telpon