Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengaruh Cahaya Terhadap Produktivitas Telur



                                        PENGARUH CAHAYA TERHADAP PRODUKTIVITAS TELUR

Setiap
mahluk hidup selalu hampir niscaya menunjukkan respon reaksi terhadap perubahan gelap jelas cahaya atau sinar matahari atau cahaya tiruan. Periode gelap jelas merangsang proses pematangan organ reproduksi dan oviposisi atau peletakan telur. Dengan melihat sifat alami tersebut, maka sanggup dimanipulasi untuk meningkatkan produksi telur.

Intensitas cahaya merangsang pelepasan dan peningkatan suplai  FSH( follicle stimulating hormone ) yang pada gilirannya nanti, melalui acara ovary menimbulkan terjadinya ovulasi atau pengeluaran sel telur dan oviposisi peletakkan telur sebelum keluar.

Paparan cahaya yang terlalu berlebih, sehingga ayam bertelur lebih awal akan berakibat bentuk bobot telur yang berukuran kecil dan usang produksi telur akan berjalan singkat. Jika sebaliknya maka bentuk dan bobot telur akan berukuran besar.

Oleh
karenanya, penting untuk sanggup mengatur cahaya sehingga ayam atau angsa itik dara tersebut memulai peneluran pada periode perkembangannya yang sesuai dan dengan demikian ukuran telur yang di hasilkan  sesuai dengan seruan pasar.

Hal inilah yang mendorong acara program perencanaan tata laksana di buat dan di terapkan pada perjuangan pemeliharaan ayam dan itik. Ada aneka macam macam metode, meskipun kelihatan berlainan tapi bergotong-royong tujuannya sama. Dengan di kandangkan pada satu areal sangkar tertentu, memudahkan untuk menyusun taktik pemeliharaan dan mudah dalam control cahaya, kelembaban , temperatur

                                              METODE STEP DOWN STEP UP

Ayam dara yang beranjak remaja pada dikala lamanya siang hari bertambah, cukup hanya di sediakan cahaya tiruan , sehingga cahaya sanggup di kurangi 1 jam lamanya setiap 2 ahad sekali, hingga ayam dara menginjak umur 22 minggu. Pada dikala ini, cahaya di tambah lagi dengan cara yang sama hingga mencapai lamanya siang 14 – 16 jam sehari.

sebetulnya masih ada metode yang lain missal : metode pencahayan tetap, modifikasi step down step up dan metode auburn. Tapi alasannya yakni ketiganya tidak cocok di terapkan di Indonesia makanya saya tidak membahasnya. Kalaupun tetap di paksakan di pakai,harus memerlukan model sangkar yang close up, padahal ini kan memerlukan modal dana yang terlalu mahal, tidak cocok untuk peternak kecil di Indonesia yang jumlahnya sanggup jutaan personal.

Lebih gampangnya, tambah cahaya pagi hari lamanya 2 jam, dari jam 4 – 6 pagi hari dan penambahan cahaya pada malam hari selama 2 jam mulai pukul 6 – 8 malam. Ini sesudah ayam menginjak umur produksi di mulai ahad ke 17 hingga afkir. Sedang dikala periode grower I dan II, dimulai pada ahad ke 6 hingga ahad ke 16 intensitas cahaya di kurangi sehingga lamanya siang hari kisaran 10 – 12 jam.



Induk induk ayam sedang bertelur jangan sekali-kali dilakukan pengurangan jatah cahaya alasannya yakni akan berakibat pada penurunan produksi telur.Sebagai pola pengaturan fisik untuk menghasilkan pencahayaan yang diinginkan pada sangkar postal maupun baterai, gunakan sebuah kubah reflector dengan bola lampu 60 watt berdiameter 2 meter  untuk luasan sangkar 7 X 5 meter persegi dan 5-7 meter di atas kandang.

Untuk lebih mudahnya biar lebih mudah pelaksanaannya, pada periode grower ahad ke 6 hingga ahad ke 16 sangkar segera di tutup sehingga cahaya embel-embel dari luar tidak sanggup masuk, pada jam 3 sore dan nanti gres di buka kembali pada pagi hari dikala jam 7. Sedang pada periode layer atau produksi tambah cahaya selama 2 jam pagi hari dari jam 4 – 6, lampu embel-embel di nyalakan,sedang pada sore hari beri embel-embel cahaya lampu dari jam 6 – 8 malam.

GRUP FACEBOOK : AYAM KRESING SUPER
TWITTER : @BETHA_SUTRISNO
BLOG : BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM
EMAIL : BETHA_SUTRISNO@YAHOO.CO.ID