Sistem Seleksi Ayam Dan Angsa Tetua
SISTEM SELEKSI AYAM DAN BEBEK TETUA
Apa itu seleksi ? proses pemilihan personal ternak atau sekelompok ternak berdasar penampilan aksara keunggulan tertentu dan ternak yang terpilih akan di jadikan sebagi calon induk/tetua. Karakter apa saja yang di pakai untuk menentukan penampilan , untuk di gunakan dalam proses penyeseksian yaitu :
1. Keunggulan penampilan yang telah kemudian atau PEDIGREE.
2. Keunggulan penampilan ketika ini atau seleksi INDIVIDU/MASSA
3. Keunggulan penampilan yang akan tiba atau seleksi FAMILY
SELEKSI PEDIGREE
Metode seleksi pedigree, melihat dan mencatat penampilan produktivitas keturunan ternak yang telah lalu. Setiap individu yang ber penampilan ekonomi bagusl dan berasal dari induk/tetua yang berpenampilan ekonomi bagus juga , lebih unggul di bandingkan individu yang berpenampilan elok pula, tapi berasal dari induk/tetua berpenampilan ekonomi yang jelek. Tapi harus di perhatikan juga, induk/tetua berkarakter ekonomi bagus, tidak akan selalu, keturunannya niscaya aksara ekonominya elok menyerupai induknya : keturunanya itu sanggup berkarakter lebih elok atau bisa pula lebih jelek.
Hal tersebut di atas harus benar-benar di perhatikan oleh peternak pembibit/Breeder. Dalam melaksanakan seleksi berdasar penampilan dari induk/tetua yang dimilikinya. Agar hal itu sanggup terealisasi seefisien mungkin, maka Breeder harus punya Recording yang lengkap, teratus dan kontinyu dari induk/tetua yang di hasilkannya.
Seleksi pedigree memerlukan waktu yang lama, peralatan yang komplit dan urutan mekanisme pemuliabiakan yang terprogram teratur dan terarah. Ini memerlukan investasi modal yang mahal, makanya jangan terlalu banyak protes bila DOC/DOD yang di hasilkan Breeder yang bertanggungjawab dijual dengan harga yang agak mahal.
SELEKSI INDIVIDUAL/MASSA
Seleksi massa yaitu mengansumsikan bahwa penampilan ekonomi/keunggulan, individu yang ada ketika itu yaitu pencerminan dari sifat ke-BAKA-an individu tersebut. Pada aksara tertentu dugaan menyerupai ini memang ada benarnya. Oleh karenanya pelaksanaan seleksi menjadi begitu mudah, cukup memeilih individu individu yang menandakan penampilan yang di kehendaki, dan proses seleksi pun selesai.
Pekerjaan selanjutnya hanyalah memuliabiakan individu terpilih tersebut, tetapi aksara yang menguntungkan tidaklah sesederhana itu. Karakter tersebut di pengaruhi oleh banyak sifat keBAKAan yang berlainan. Sehingga penampilan yang menguntungkan saatini pada induknya belum tentu akan di turunkan pada anaknya. Atau malahan sifat penampilan yang buruk yang akan di turunkan pada anaknya, hal ini bisa saja terjadi
Karenanya, kekeliruan bisa saja terjadi, pada ketika pemilihan individu yang akan di jadikan induk, jikalau seleksi di lakukan pada factor factor penampilan ekonomi kini ini saja. Semua ini terjadi bukan hanya di sebabkan oleh banyaknya dan sulitnya mengenal sifat keBAKAan. Tetapi bisa juga di sebabkan imbas dari lingkungan sekitar, terhadap aksara kebakaan.
Seleksi massa/individual yang di dasarkan atas penampilan lahiriah atau Penotif , mungkin efektif terhadap individu tertentu, belum tentu pada individu yang lain. Tidak perlu di sangsikan bahwa berdasar seleksi massa atau individu, perbaikan produksi telur sanggup di tingkatkan dari 150- 175/tahun menjadi 200 – 250/tahun/individu atau percepatan pertambahan bobot badan lebih sanggup di tingkatkan kembali.
Tapi perlu di perhatikan ketergantungan pada seleksi massa atau individu, ada keterbatasan pada titik tertentu sehabis mencapai puncak perbaikan genetic. Apabila klimaks perbaikan genetic tercapai dan terus masih dilakukan seleksi maka balasannya sudah niscaya akan buruk dengan produktivitas yang menurun tajam.
Perbaikan dan peningkatan penampilan aksara ekonomi ternak yang telah di capai menurut seleksi massa bisa lebih di tingkatkan kembali. Dengan jalan mengeliminasi yang tidak di kehendaki umpamanya: pernah kena penyakit, telur kecil, telur besar tapi gampang retak, telur tidak bisa keluar, gampang mati, asupan pakan boros, ayam mati muda, dan masih banyak lagi missal: postur badan menyimpang, bentuk comb tidak sesuai induk, pewarnaan paruh, kaki, kulit atau bulu, jumlah jarikaki berlebih, cacat bawaan, tumbuhnya bulu jambul dikepala.
Banyak kelompok ayam yang masih bisa di perbaiki karakternya, tapi sehabis mencapai titik maksimum,maka perlu di cari metode seleksi lain. Jika tidak bisa, itu artinya itulah selesai dari seleksi yang sanggup di lakukan, harus puas sebagai selesai dari pemuliabiakan ternak tersebut.
SELEKSI FAMILY
Dasar seleksi pemuliabiakan modern yaitu seleksi family, bukan seleksi massa/individual.Pondasi pelaksanaan seleksi family yaitu seekor individu ternak di nilai menurut kesanggupan menurunkan aksara ekonomi yang diinginkan pada keturunannya, bukan hanya penampilan aksara ekonomi yang ditunjukan pada ketika dirinya di observasi.
Contoh sederhana pemuliabiakan berdasar seleksi family atau pemuliabiakan Genotif adalah seleksi terhadap sifat keBAKAan balung kacang.Keturunan atau belum dewasa yang di peroleh dari perkawinan individu-individu yang berbalung kacang dan tunggal, semuanya keturunan berbalung kacang, akan tetapi seandainya keturunannya tersebut saling di kawinkan satu sama lain/Inbreeding maka balasannya yaitu individu yang berbalung kacang dan tunggal menyerupai neneknya.
Apabila keturunan yang berbalung kacang dari hasil generasi ke dua ini diuji kemurnian sifat keBAKAan berbalung kacang, maka sebagian murnidan sebagian lagi terus menghasilkan berbalung kacang dan tunggal. Ini artinya keturunan berbalung kacang generasi kedua ini, secara Penotif/ lahiriah sama, akan tetapi secara Genotif berlainan, ada yang murni dan tidak.
Pengujian semacam ini namanya pengujian keturunan atau Progeny Test, inilah cara yang utama untuk pengambilan data-data penampilan individu bagi pelaksanaan seleksi family. Ini berarti pengujian progeny test yaitu analisa yang teliti terhadap hasil hasil yang diperoleh dari banyak sekali macam perkawinan individu, semoga perkawinan selanjutnya dari keturunan individu-individu tersebut sanggup dilaksanakan demi kepastian untukmendapatkan individu-individu berkarakter ekonomi yang lebih baik lagi. Contoh di atas ilustrasi sederhana untuk menerangkan proses pengambilan data-data ihwal kesanggupan individu tertentu untuk menurunkan aksara tertentu pada anak-anaknya.
Mumet yo mas…saya saja memahaminya perlu membacanya berulang kali dan perlu banyak literatur untuk memahami maksudnya…lebih untung lagi saya eksklusif bisa mempraktekannya, sehingga lebih gampang menempel di otak.Kalau Cuma membayangkan saja…perlu waktu mengerti dan paham lebih lama,hohoho….
Kalau pas lagi mumet…bener-bener mentok..istirahat saja dulu….maen buka grup Ayam Kresing Super atau buka blog : BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM
Untuk aksara ekonomi , daya hidup, produksi telur dan seterusnya menyerupai yang telah saya kemukakan diatas. Progeny Test tidaklah sesederhana menyerupai yang di atas. Karakter aksara ekonomi tersebut bukan merupaan satu sifat keBAKAan tunggal sederhana, tetapi merupakan sifat kebakan kwantitatif kompleks. Oleh karenanya evaluasi data-data penampilan aksara ekonomi yang di inginkan dari individu yang berasal dari satu kelompok family, bukanya di dasarkan atas kemurnian Genotif, menyerupai pola kasus balung kacang tersebut, akan tetapi evaluasi di dasrkan atas frekwensi tertinggi dan kontiyuitas kemampuan individu individu itu untukmenurunkan penampilan aksara ekonomi yang di inginkan pada anak cucunya.
Makara yang di pertimbangkan dalam evaluasi yaitu penampilan individu yang menggambarkan
“ penampilan “ family menurut pengujian progeny test. Di sinilah letak perbedaan antara pelaksanaan seleksi family dan seleksi massa/individu.
Fase seleksi family ada dua yaitu fase progeny test dan fase pengujian kakak-adik/BROTHER TEST.
Pengujian progeny test metode untuk menilai sepasang bibit menurut “ penampilan “ keturunanya di bandingkan dengan “penampilan “ keturunan yang di turunkan oleh sepasang bibit yang lain selama satu masa pemuliabiakan yang sama. Perlu waktu usang untuk mendapat data
“ penampilan “ setidaknya satu tahun, menyerupai untuk produksi telur, fertilitas, daya tetas dan sebagainya. Inilah masalahnya, lantaran induk-induk yang belum di ketahui baik buruknya harus di pelihara terus selama belum di ketahui data penampilan dari keturunannya dan bibit ini bisa saja mati di tengah jalan sebelum data penampilan di peroleh. Untuk mengatasi kasus ini, maka di pergunakan data produksi telur dari bulan-bulan pertama untuk memperkirakan data produksi telur tahunan.
Karena keterlambatan untuk mendapat data lengkap dari hasil pengujian progeny test,maka peternak pembibit atau Breeder sanggup melaksanakan pelaksanaan pengujian Brother Test/kakak adik.
Breeder menentukan data data menurut kenyataan danpenampilan dari abang dan adiknya.
Makara pengujian abang adik yaitu evaluasi terhadap individu berdasar penampilan atau kenyataan dari abang dan adik dan ini di laksanakan sebelum ia berkesempatan memiliki keturunan.
Kombinasi pelaksanan dari kedua fase pengujian tersebut, di atas sanggup mempercepat pelaksanaan seleksi dan menunjukkan hasil seleksi yang optimal. Agar satu kegiatan pemuliabiakan sanggup lebih cepat mencapai hasil yang ekonommis maka sebaiknya breeder melaksanakan seleksi individu dan family yang menurut pengujian progeny dan brother test. Namun perlu di ingat, kegiatan pemuliabiakan sanggup berhasil baik kalau benar-benar 100% pelaksanaannya. Kalau kurang dari 100% maka tidak akan pernah menunjukkan hasil yang memuaskan, melainkan hanya merupakan penghamburan uang dan tenaga.
Pusing mas….sama, hohoho……Kunci dari ini semua bergotong-royong sudah saya buka di postingan
“ artificial insemination/ kawin suntik “ dan “ cara menciptakan ayam dan angsa jenis gres “ dan “ system sexing doc ayam “ dan “ ayam kresing super “
GRUP FACEBOOK : AYAM KRESING SUPER
TWITTER : @BETHA_SUTRISNO
BLOG : BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM
EMAIL : BETHA_SUTRISNO@YAHOO.CO.ID