Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Pakan Alternatif Bungkil Inti Sawit



                                          BAHAN PAKAN ALTERNATIF BUNGKIL INTI SAWIT ( BIS )

P
roduksi BIS Indonesia setiap tahun sekitar 2,1 juta ton, sebagian di ekspor dengan harga sampah. Sebagian kecil di manfaatkan pihak swasta/ pabrik pakan, sisanya terbuang percuma. OLeh pabrik gres di gunakan untuk pakan Ruminansia.

Porsi untuk sapi perah :
Bungkil inti sawit : 65%
Jagung                   : 25%
Bungkil kedelai    :    8%
Mineral                 :     2%

Porsi untuk sapi potong :
Bungkil inti sawit : 70%
jagung                    : 20%
Bungkil kedelai     :   8%
Mineral                  :    2%
Jika persedian katul/bekatul berlimpah sanggup di masukan,porsinya untuk subtitusi jagung dan bungkil kedelai, masing-masing 50%.

Porsi untuk domba dan kambing :
Bungkil inti sawit : 30%
Jagung                   : 15%
Katul                      : 45%
bungkil kedelai    :   8%
Mineral                 :    2%

Nilai nutrisi bungkil inti sawit(BIS) :
Crude protein : 15,4%
Lemak               :   8%
Serat kasar       : 15%
Ca                      : 0,21%
P-AV                  : 0,30%
P-TOT                : 0,48%
Lysin                  : 0,57%
Metionin           : 0,26%
Energi Metabolisme : 1550 Kcal/kg

Penelitian yang di lakukan oleh Arnold P Sinurat dari BPT Balitnak Ciawi, menyampaikan penggunaan bungkil inti sawit untuk ayam RAS sanggup mencapai kandungan 30%. Pada perlakuan bungkil inti sawit diayak terlebih dahulu( mengurangi serat bergairah sampai 50%) dan diberikan komplemen Enzim, alhasil produksi puncak mencapai 95%. Enzim pemecah serat bergairah kini tinggal pilih di pasaran banyak jenisnya, salah satunya Allzyme SSF produksi dari PT Alltech. Harga per kg enzim ini yakni Rp 60.000/kg Sedang takaran penggunaan 200 gram/ ton adonan formula pakan total. Ini artinya setiap kg pakan hanya ada penambahan Rp 60 / kg. Saya kira tidak terlalu memberatkan peternak.

Atau dengan Fermentasi saja semoga makin hemat biaya, dengan jamur Rhizopus Oligosporus, Aspergillus Niger, Eupenicillium Javanicum/ragi tape, lebih gampang lagi di carinya, di pasar-pasar tradisional banyak banget. Fermentasi juga sanggup meningkatkan protein bergairah dari 14% menjadi 23% serta,protein sejati dari 13% menjadi 20%.

Sedang berdasarkan penelitian Burhanudin Sundu – peneliti dari Universitas Tadulako, Palu – yang melaksanakan penelitian bersama  rekan-rekannya di Universitas Queensland, Australia. Hasilnya, broiler fase starter masih cukup kondusif meski diberi pakan yang mengandung bungkil inti sawit sampai level  40%. Pripun…silahkan di coba………

GRUP FACEBOOK : AYAM KRESING SUPER
BLOG : BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM
TWITTER : @BETHA_SUTRISNO
EMAIL : BETHA_SUTRISNO@YAHOO.CO.ID