Spektakulernya ' Ndak Tentu '
Oleh sobat dari Madura
' ndak tentu ' di logatkan jadi ' dak tentu ' Orang Madura kultur budaya Islamnya sangat kental, jangankan orangnya, sedang ayamnyapun sangat islami.
Dak tentu merupakan perwujutan dari kesadaran terhadap relativitas. Di dalam praktek ungkapan tersebut merupakan bentuk kehati-hatian yang tinggi terhadap banyak sekali ketidakpastian hidup. Dengan bersikap dak tentu mereka, terjaga di tengah tengah kutub nilai atau keadaan yang menjebak.
Kesadaran ' dak tentu ' menciptakan mereka tidak terlalu mabuk besar hati bila memperoleh rejeki, serta tidak stres serius kalau tertimpa kemalangan. Suatu ketika seorang pejabat tempat melaksanakan sidak dadakan, apa ada sidak yang tidak dadakan ? banyak malah dapat di musyawarahkan hohoho...
Saat hingga ke pasar pejabat tadi bertanya ke seorang penjual ikan, " He Pak, siapa presiden Indonesia ?"
Sambil membungkus ikan bandeng untuk di berikan pada seorang pembeli, si Madura menjawab seenaknya
" O, dak tentu , Pak!"
Serasa di tonjok jidat sang pejabat, siapa presiden Indonesia yaitu merupakan pertanyaan paling praktis di seluruh Nusantara dan balasan dak tentu harus benar benar di waspadai
" Dak tentu bagaimana?" Pak pejabat mengejar
" Lho, kok dapat begitu?"
" Lha yang sering di TV itu atau gambar di koran dak tentu munculnya..."
Pecas ndahe pak pejabat. " Lantas kalau SBY itu siapa?!" Pak Pejabat kita naik pitam dan membentak
Tetap dengan damai pula si Madura kita menjawab, " Ooo, lain Pak. Itu bukan presiden, Pak SBY itu pakar turut prihatin dan pakar penghimbau , satu lagi, pakar kesantunan......"
Al cerita pejabat kita itu murka besar, lantas memanggil pejabat pejabat se- Madura, di kumpulkan dan di suruh kor lagu wajib. Itu alasannya terperinci terbukti bahwa nasionalisme orang madura sangat rendah. Kabarnya para pamong praja itu di ambil suaranya dikala apel senin pagi.
" Saaa...." Tapi kemudian yang di nyayikan bukan Satu Nusa Satu Bangsa, tapi
" Salatulah salamullah ala thoha Rosulillah..."
Tiba datang Inspektur upacara pejabat kita itu kena serangan strok tingkat 17 ... Wasalam
' ndak tentu ' di logatkan jadi ' dak tentu ' Orang Madura kultur budaya Islamnya sangat kental, jangankan orangnya, sedang ayamnyapun sangat islami.
Dak tentu merupakan perwujutan dari kesadaran terhadap relativitas. Di dalam praktek ungkapan tersebut merupakan bentuk kehati-hatian yang tinggi terhadap banyak sekali ketidakpastian hidup. Dengan bersikap dak tentu mereka, terjaga di tengah tengah kutub nilai atau keadaan yang menjebak.
Kesadaran ' dak tentu ' menciptakan mereka tidak terlalu mabuk besar hati bila memperoleh rejeki, serta tidak stres serius kalau tertimpa kemalangan. Suatu ketika seorang pejabat tempat melaksanakan sidak dadakan, apa ada sidak yang tidak dadakan ? banyak malah dapat di musyawarahkan hohoho...
Saat hingga ke pasar pejabat tadi bertanya ke seorang penjual ikan, " He Pak, siapa presiden Indonesia ?"
Sambil membungkus ikan bandeng untuk di berikan pada seorang pembeli, si Madura menjawab seenaknya
" O, dak tentu , Pak!"
Serasa di tonjok jidat sang pejabat, siapa presiden Indonesia yaitu merupakan pertanyaan paling praktis di seluruh Nusantara dan balasan dak tentu harus benar benar di waspadai
" Dak tentu bagaimana?" Pak pejabat mengejar
" Ya kadang Yusril, kadang Ruhut Sitompoel. Pokoknya dak tentu pak"
" Lho, kok dapat begitu?"
" Lha yang sering di TV itu atau gambar di koran dak tentu munculnya..."
Pecas ndahe pak pejabat. " Lantas kalau SBY itu siapa?!" Pak Pejabat kita naik pitam dan membentak
Tetap dengan damai pula si Madura kita menjawab, " Ooo, lain Pak. Itu bukan presiden, Pak SBY itu pakar turut prihatin dan pakar penghimbau , satu lagi, pakar kesantunan......"
Al cerita pejabat kita itu murka besar, lantas memanggil pejabat pejabat se- Madura, di kumpulkan dan di suruh kor lagu wajib. Itu alasannya terperinci terbukti bahwa nasionalisme orang madura sangat rendah. Kabarnya para pamong praja itu di ambil suaranya dikala apel senin pagi.
" Saaa...." Tapi kemudian yang di nyayikan bukan Satu Nusa Satu Bangsa, tapi
" Salatulah salamullah ala thoha Rosulillah..."
Tiba datang Inspektur upacara pejabat kita itu kena serangan strok tingkat 17 ... Wasalam