Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Jenis Lebah Madu Yang Dapat Dibudidayakan

Kini budidaya lebah madu semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, teknik budidaya lebah madu dilakukan dengan memelihara lebah-lebah penghasil madu di dalam kotak khusus yang disebut stup. Lebah-lebah ini dipelihara sedemikian rupa semoga betah tinggal di dalam stup. Kemudian lebah pekerja akan mulai mencari nektar dan serbuk sari dari bunga-bunga yang ada di sekelilingnya. Inilah yang selanjutnya akan diproses menjadi madu.
Kebanyakan peternak lebah di Indonesia memelihara lebah madu Apis cerana. Spesies lebah ini memang hidup secara alami di pedalaman hutan dan cukup gampang ditemukan. Anda pun bahkan bisa mencari lebah madu Apis cerana ini sendiri kemudian memindahkannya ke dalam stup. Madu yang dihasilkan oleh lebah A. cerana mempunyai kekhasan pada rasanya yang agak asam. Tapi tahukah Anda jika ada jenis lebah penghasil madu yang lainnya?
Berikut ini lebah-lebah yang diketahui sanggup menghasilkan madu dan bisa diternakkan.
Apis Cerana
 Kini budidaya lebah madu semakin diminati oleh masyarakat Indonesia 3 Jenis Lebah Madu yang Bisa Dibudidayakan
Apis cerana ialah spesies lebah madu yang paling banyak dibudidayakan. Keunggulan dari lebah madu ini yaitu bisa menyesuaikan diri dengan baik di aneka macam tempat yang mempunyai kondisi berbeda-beda. Apis cerana tetap bisa berproduksi menghasilkan madu di tempat sulit sekali pun lantaran lebah ini mau menghisap nektar dari aneka macam bunga yang ditemuinya. Selain itu, daya tahan badan Apis cerana juga cukup tangguh.
Sayangnya jumlah madu yang bisa dihasilkan oleh Apis cerana tidak terlalu banyak. Salah satu penyebabnya ialah jumlah koloni lebah ini yang biasanya sedikit. Ratu lebah A. cerana sendiri diketahui hanya bisa menghasilkan telur sebanyak 900 butir/hari. Jumlah ini tentu jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis-jenis lebah madu yang lainnya. Optimalisasi produksi madu bisa dilakukan dengan memperbanyak jumlah koloni lebah.
Apis Mellifera
 Kini budidaya lebah madu semakin diminati oleh masyarakat Indonesia 3 Jenis Lebah Madu yang Bisa Dibudidayakan
Jenis lebah madu yang juga banyak diternakkan selanjutnya ialah Apis mellifera. Lebah madu ini sanggup menghasilkan madu yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Apis cerana. A. mellifera pun cukup gampang untuk dibudidayakan. Lebah ini terbilang lebih jinak ketimbang lebah madu yang lain. Sengatannya juga sanggup dimanfaatkan sebagai alat terapi akupunktur. Sengatan Apis mellifera dipercaya mempunyai manfaat terapi yang baik.
Apis mellifera bisa memproduksi lebih banyak madu lantaran populasinya per koloni pun cukup banyak. Hal ini didukung oleh kemampuan ratu lebah dalam menghasilkan telur yang mencapai lebih dari 3000 telur/hari. Tapi sayangnya memelihara Apis mellifera itu tak mudah. Apabila diternakkan di tempat yang salah, lebah ini tidak mau menghasilkan madu. Lebah A. mellifera hanya mau menghisap nektar dari bunga-bunga tertentu. Itu sebabnya, Anda harus siap menggembalakan lebah ini secara bersiklus jika ingin menernakkannya.
Apis Trigona
 Kini budidaya lebah madu semakin diminati oleh masyarakat Indonesia 3 Jenis Lebah Madu yang Bisa Dibudidayakan
Apis trigona juga merupakan salah satu lebah penghasil madu. Di beberapa daerah, lebah ini dikenal dengan sebutan klanceng. Postur lebah madu ini mempunyai badan yang berukuran lebih kecil dibandingkan Apis cerana atau Apis mellifera dengan badan yang didominasi oleh warna hitam. Apis trigona mempunyai keistimewaan yaitu madu yang dihasilkannya sanggup memberi manfaat yang sangat elok untuk tubuh. Madu klanceng diyakini bisa menjadi obat penyembuh aneka macam penyakit.
Apis trigona secara alami hidup di lubang-lubang pepohonan, celah-celah dinding, dan lubang yang terbentuk pada batang bambu. Sarangnya tersusun atas beberapa cuilan yang berfungsi untuk menyimpan telur, larva, serbuk sari, dan madu. Madu biasanya disimpan di sudut sarang berupa bola-bola berwarna kehitaman. Di samping lantaran khasiatnya yang begitu besar, madu lebah klanceng dibanderol dengan harga yang lebih mahal lantaran jumlahnya yang langka. Tak banyak orang yang membudidayakan lebah ini alasannya sulit diternakkan dan hasil madunya sedikit.