Alat Tangkap Purse Seine
ALAT TANGKAP PURSE SEINE
Di Jepang purse seine sanggup dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
5. Bahan dan Spesifikasinya
TALI TEMALI
PELAMPUNG
Ada 2 pelampung dengan 2 materi yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di belahan tengah lebih rapat dibanding dengan belahan pinggir.
PEMBERAT
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
CINCIN
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
C. Daerah Penangkapan
Purse seine sanggup digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
D. Alat Bantu Penangkapan
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibentuk rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim).
Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan biar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam contohnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas bahtera melalui pelampung-pelampungnya.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan bahari dilakukan dengan memakai cahaya.
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian belahan bawah jaring akan tertutup.
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring ialah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan sanggup melarikan diri dalam arah horisontal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
2. Adanya gelombang
3. Sinar Bulan
4. Musim
5. Ikan dan Binatang Buas
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam lantaran gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar.
jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan hingga area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal
Demikian Postingan Ini Sebagai materi Referensi , Kunjungi Juga Blog Perikanan dan Kelautan
I.Definisi purseseine
Purse Seine atau juga sering disebut “pukat cincin” lantaran alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap simpulan penangkapan.
Purse seine |
Purse Seine atau juga sering disebut “pukat cincin” lantaran alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap simpulan penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring belahan bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di belahan kantong.
Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak sanggup melarikan diri dan akibatnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring ialah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Di Jepang purse seine sanggup dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- One Boat Horse Sardine Purse Seine
- Two Boat Sardine Purse Seine
- One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
- Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
- One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
- Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.
Dalam paper ini akan dibahas purse seine dengan memakai 1 kapal.
II. Sejarah Purse Seine
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat hingga sekarang.
Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang memakai purse seine.
Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang memakai purse seine.
Namun akibatnya sanggup diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi.
Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga materi dan bahtera / kapal yang digunakan untuk perjuangan perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine
Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga materi dan bahtera / kapal yang digunakan untuk perjuangan perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine
Pentingnya pukat cincin dalam rangka perjuangan penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar tempat penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melaksanakan penangkapan mulai bahari Jawa hingga selat Malaka.
dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diharapkan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya memakai “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).
dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diharapkan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya memakai “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).
Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Kapal Perikanan |
Dengan memakai one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin memakai lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat sistem.
Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang mengakibatkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar.
Oleh lantaran itu sanggup dikatakan tipe one boat akan lebih hemat dan efisien jikalau kapal mekaniser, lantaran dengan memakai sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang mengakibatkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar.
Oleh lantaran itu sanggup dikatakan tipe one boat akan lebih hemat dan efisien jikalau kapal mekaniser, lantaran dengan memakai sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
5. Bahan dan Spesifikasinya
Bagian jaring
Nama belahan jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang terang ia terdiri dari 3 belahan yaitu:
1. jaring utama, materi nilon 210 D/9 #1”
2. jaring sayap, materi dari nilon 210 D/6 #1”
3. jaring kantong, #3/4”
srampatan (selvedge), dipasang pada belahan pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring.
Bagian ini pribadi dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada belahan atas, bawah, dan samping dengan materi dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12,#1”).
Bagian ini pribadi dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada belahan atas, bawah, dan samping dengan materi dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12,#1”).
Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
TALI TEMALI
1. tali pelampung.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
2. tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
3. tali ris bawah.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
4. tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
5. tali kolor bahan.
Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
6. tali slambar
bahan PE Ø 27mm, panjang belahan kanan 38m dan kiri 15m
PELAMPUNG
Ada 2 pelampung dengan 2 materi yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di belahan tengah lebih rapat dibanding dengan belahan pinggir.
PEMBERAT
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
CINCIN
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
Hasil Tangkapan Purse seine |
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine ialah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan),
berada erat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula biar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.
Dengan kata lain sanggup juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini sanggup dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di tempat Jawa dan sekitarnya ialah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
berada erat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula biar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.
Dengan kata lain sanggup juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini sanggup dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di tempat Jawa dan sekitarnya ialah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
C. Daerah Penangkapan
Purse seine sanggup digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) A spring layer of water temperature ialah areal permukaan dari laut
2) Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3) Kondisi bahari bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dll).
D. Alat Bantu Penangkapan
I.Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan ialah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan memakai banyak sekali alat tangkap, mirip purse seine.
Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, mirip oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk perjuangan penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Fungsi lampu untuk penangkapan ialah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan memakai banyak sekali alat tangkap, mirip purse seine.
Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, mirip oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk perjuangan penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan lantaran ialah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan lantaran itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.
II. Rumpon
II. Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) ibarat pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut.
Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang gampang diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang simpulan penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan sumbangan bahtera penggagas (skoci, jukung, canoes)
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibentuk rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim).
Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan biar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam contohnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas bahtera melalui pelampung-pelampungnya.
Cara lain yang ditempuh yaitu seperti meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air.
Terjadilah kini ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu sanggup juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon.
Menjelang simpulan penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring.
Cara yang hampir serupa juga sanggup dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang simpulan penangkapan ikan-ikan di erat rumpon di halau engan memakai galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Terjadilah kini ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu sanggup juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon.
Menjelang simpulan penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring.
Cara yang hampir serupa juga sanggup dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang simpulan penangkapan ikan-ikan di erat rumpon di halau engan memakai galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Houling Purse seine |
Pada umumnya jaring dipasang dari belahan belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang memakai samping kapal. Urutan operasi sanggup digambarkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu.
Ini sanggup dilakukan menurut pengalaman-pengalaman, mirip adanya perubahan warna permukaan air bahari lantaran gerombolan ikan berenang erat dengan permukaan air,
ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil lantaran gerombolan ikan berenang erat permukaan. Buih-buih di permukaan bahari akhir udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan bahari dan sebagainya.
ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil lantaran gerombolan ikan berenang erat permukaan. Buih-buih di permukaan bahari akhir udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan bahari dan sebagainya.
Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut.
Tetapi cerdik balig cukup akal ini dengan adanya banyak sekali alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jikalau gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
Tetapi cerdik balig cukup akal ini dengan adanya banyak sekali alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jikalau gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan bahari dilakukan dengan memakai cahaya.
Biasanya dengan fish finder sanggup diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya.
Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya.
Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya.
Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ;
hal-hal ini perlu dipertimbangkan kemudian diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, setelah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akhir dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya.
Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat kondusif (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
hal-hal ini perlu dipertimbangkan kemudian diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, setelah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akhir dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya.
Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat kondusif (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian belahan bawah jaring akan tertutup.
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring ialah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan sanggup melarikan diri dalam arah horisontal.
Sedang dengan menarik purse line ialah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan sanggup melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak sanggup tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri.
Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta badan jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta badan jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk memilih kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akibatnya tidak akan menarik perhatian atau memberi imbas pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus berpengaruh dan gelombang besar terang akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akibatnya mengakibatkan sinar yang seram ikan (flickering light).
Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar lantaran ketakutan.
Untuk mengatasi problem ini diharapkan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, contohnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar lantaran ketakutan.
Untuk mengatasi problem ini diharapkan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, contohnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan memakai lampu (ligth fishing) lantaran cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diharapkan keadaan gelap biar cahaya ;ampu terbias tepat ke dalam air.
4. Musim
Untuk tempat tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak kasatmata untuk penangkapan yang memakai lampu, contohnya terhadap dampak gelombang besar, angin dan arus kuat.
Penangkapan dengan lampu sanggup dilakukan di tempat mana saja maupun setiap animo asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
Penangkapan dengan lampu sanggup dilakukan di tempat mana saja maupun setiap animo asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil.
Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain mirip ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.
Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akibatnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain mirip ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.
Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akibatnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Purse seine |
jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan hingga area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal
pada waktu melingkari gerombolan ikan Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan sanggup segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat biar ikan jangan hingga melarikan diri ke bawah.
Demikian Postingan Ini Sebagai materi Referensi , Kunjungi Juga Blog Perikanan dan Kelautan
ALAT TANGKAP PURSE SEINE