Membedah Kualitas Pakan Kemitraan Broiler
MEMBEDAH KUALITAS PAKAN KEMITRAAN BROILER
Dalam kondisi iklim dunia peternakan ketika ini khusus ayam pedaging Broiler, bagi peternak dengan populasi minimal 5.000 ekor, mengikuti sistem Kemitraan merupakan keharusan yang wajib di jalani. Dengan pertimbangan, rasa kondusif dalam beternak terdapat dalam sistem kemitraan broiler alasannya ialah adanya jaminan kontrak harga panen yang stabil. Intinya sistem kemitraan unggul alasannya ialah adanya jaminan harga pasar yang pasti. Metode menyerupai ini seharusnya sanggup di terapkan pada peternakan Joper, KUB maupun ayam Jantan, silahkan berkreasi dengan sistem dan metode yang lebih inovatif.
Sistem kemitraan alasannya ialah karakteristis ‘ memperlihatkan modal ‘ ‘ memperlihatkan hutang ‘ dalam berusaha pembesaran ayam broiler pada peternak, seakan akan peternak merupakan pihak yang lemah tapi sedikit banyak peternak mendapat rasa kondusif dengan adanya harga kontrak stabil. Oleh alasannya ialah itu peternak kudu dan wajib teliti dalam mencermati perjanjiaan kontrak yang di buat dengan Inti Mitra.
Sistem Kemitraan semua sapronak kebutuhan dalam satu periode pemeliharaan di suplay oleh Inti Mitra/pabrik, dengan ketentuan harga dan standart pemenuhan nutrisi pakan maupun biosekuriti mengikuti SOP yang di anjurkan oleh Inti Mitra. Peternak mendapat harga sapronak dengan harga Premium/kualitas 1, hanya peternak tidak sanggup melaksanakan uji kebenaran.
Benarkah DOC yang kita sanggup kualitasnya sesuai dengan harga rata rata kisaran Rp 6.600 – 7.000/ekor ?
Benarkah pakan fase Stater yang kita sanggup kualitasnya sesuai dengan harga premium di kisaran Rp 7.400 – 7.800/kg ?
Apakah di bedakan harga pakan fase Stater dengan fase Finister alasannya ialah selisih protein 3% ? kalau iya seharusnya nilai selisih harga ini di kisaran Rp 300 – 500/kg, apakah itu kita dapatkan ?
Fase pertumbuhan ayam broiler hanya di bedakan menjadi 2 fase pertumbuhan yaitu fase Stater dan fase Finister. Kenapa fase Grower tidak di masukan ? alasannya ialah lamanya hidup ayam broiler hanya mencapai batas usia dalam hitungan hari, maksimal 45hari kemudian di panen. Dengan waktu hidup yang begitu pendek maka fase Grower di hilangkan, berbeda dengan ayam tipe petelur yang fase pertumbuhan Grower wajib di jalankan kalau ingin mendapat hasil produktivitas telur yang maksimal alasannya ialah lamanya hidup sanggup lebih dari 1,5 tahun gres kemudian di afkir.
Wajarkah pergantian pakan dalam kemitraan broiler berganti jenis pakan sampai 3X ?
Jika yang terapkan hanya formulasi standar nutrisi pakan Stater dan Finister saja, maka itu menjadi sesuatu yang tidak wajar. Dihubungkan dengan kuncian :
Pakan Stater protein 20% - 22% Energi metabolisme 2800kcal/kg ini harga paling mahal
Pakan Finister protein 17% - 19% Energi Metabolisme min 3000kcal/kg ini harga paling murah
seharusnya selisih pakan fase Stater dan Finister mencapai Rp 300-500/kg
apakah itu kita dapatkan ?
coba di pikirkan itu….
Jika pergantian pakan sampai 3X, apakah fase Grower di masukan ? dan apakah harga yang kita dapatkan juga semakin murah ? ini yang perlu peternak perhatikan, meski kita di modali, di hutangi, tapi tentu saja kita juga tidak tinggal membisu kalau kita mendapat katakan pakan yang tidak sesuai dengan standar harga premium/tinggi yang sudah di patok oleh Inti Mitra. Dengan resiko kalau kualitas pakan kurang elok maka peternak sendiri yang menanggung resiko kerugian.
Kasus pertumbuhan mandeg/stagnan pada broiler biasanya pada ketika pergantian pakan ke 2 atau Finister pada usia 20 – 22 hari atau bahkan ketika usia 25 – 27 pada pergantian pakan ke 3X dengan sasaran panen di usia 45 hari.
Apakah itu tidak mengakibatkan pertanyaan pada kawan peternak semua ? kalau ada kerugian modal awal biaya pemeliharaan populasi 5.000 ekor dalam satu periode habis kisaran 7 juta, kalau biaya ini tidak balik modal maka kerugian yang menanggung peternak sendiri.
Lantas solusi apa yang mesti kita terapkan untuk mengantisipasi kerugian ? alasannya ialah pertumbuhan mandeg stagnan gara gara habis pergantian pakan ? Mudahnya kita kan harus melaksanakan upgrade tingkatkan kualitas pakan yang di berikan oleh Inti Mitra. Bagaimana caranya ? ini yang akan kita bahas.
Solusi 1 :
Terapkan metode pemeliharaan broiler sistem ‘ 3 Organik ‘ penjelasannya cari artikel lain di blog bumiternak dan pelajari.
Solusi 2 :
Lakukan Upgrade kualitas pakan dengan cara memasukan pakan dari luar yang sudah niscaya kita ketahui soal kualitasnya untuk mendongkrak mutu pakan dari Inti mitra. Pakan jenis apa itu ? sanggup memasukan pakan formula oplosan sendiri atau masukan pakan alternatif misal ‘ Pakan Subal Sambung Nyowo ‘ dengan kualitas pakan yang di ketahui alasannya ialah sudah di LABkan sekaligus harga murah.
Teknisnya ?
Pada ketika ganti pakan pertumbuhan mandeg stagnan lakukan oplosan misal pakan Sambung Nyowo dengan pakan dari Inti Mitra. Dengan perbandingan pakan Inti Mitra 50% dan pakan alternatif Samung Nyowo 50%. Tapi ini seharusnya sudah di lakukan ujicoba oleh Owner Sambung Nyowo untuk menjaga kepercayaan dari peternak.
Yang perlu di pahami kalau kasus pertumbuhan mandeg stagnan ini peternak tidak melaksanakan tindakan apapun maka di mungkinkan bobot pertumbuhan yang sudah di capai malah akan merosot alasannya ialah pakan yang kurang berkualitas. Harap di pahami itu…….
\m/
kipdefayer
grup facebook : Budidaya Broiler Sistem Probiotik PTPG2
pertaniankoq.blogspot.com
Hp 085229779252
Dalam kondisi iklim dunia peternakan ketika ini khusus ayam pedaging Broiler, bagi peternak dengan populasi minimal 5.000 ekor, mengikuti sistem Kemitraan merupakan keharusan yang wajib di jalani. Dengan pertimbangan, rasa kondusif dalam beternak terdapat dalam sistem kemitraan broiler alasannya ialah adanya jaminan kontrak harga panen yang stabil. Intinya sistem kemitraan unggul alasannya ialah adanya jaminan harga pasar yang pasti. Metode menyerupai ini seharusnya sanggup di terapkan pada peternakan Joper, KUB maupun ayam Jantan, silahkan berkreasi dengan sistem dan metode yang lebih inovatif.
Sistem kemitraan alasannya ialah karakteristis ‘ memperlihatkan modal ‘ ‘ memperlihatkan hutang ‘ dalam berusaha pembesaran ayam broiler pada peternak, seakan akan peternak merupakan pihak yang lemah tapi sedikit banyak peternak mendapat rasa kondusif dengan adanya harga kontrak stabil. Oleh alasannya ialah itu peternak kudu dan wajib teliti dalam mencermati perjanjiaan kontrak yang di buat dengan Inti Mitra.
Sistem Kemitraan semua sapronak kebutuhan dalam satu periode pemeliharaan di suplay oleh Inti Mitra/pabrik, dengan ketentuan harga dan standart pemenuhan nutrisi pakan maupun biosekuriti mengikuti SOP yang di anjurkan oleh Inti Mitra. Peternak mendapat harga sapronak dengan harga Premium/kualitas 1, hanya peternak tidak sanggup melaksanakan uji kebenaran.
Benarkah DOC yang kita sanggup kualitasnya sesuai dengan harga rata rata kisaran Rp 6.600 – 7.000/ekor ?
Benarkah pakan fase Stater yang kita sanggup kualitasnya sesuai dengan harga premium di kisaran Rp 7.400 – 7.800/kg ?
Apakah di bedakan harga pakan fase Stater dengan fase Finister alasannya ialah selisih protein 3% ? kalau iya seharusnya nilai selisih harga ini di kisaran Rp 300 – 500/kg, apakah itu kita dapatkan ?
Fase pertumbuhan ayam broiler hanya di bedakan menjadi 2 fase pertumbuhan yaitu fase Stater dan fase Finister. Kenapa fase Grower tidak di masukan ? alasannya ialah lamanya hidup ayam broiler hanya mencapai batas usia dalam hitungan hari, maksimal 45hari kemudian di panen. Dengan waktu hidup yang begitu pendek maka fase Grower di hilangkan, berbeda dengan ayam tipe petelur yang fase pertumbuhan Grower wajib di jalankan kalau ingin mendapat hasil produktivitas telur yang maksimal alasannya ialah lamanya hidup sanggup lebih dari 1,5 tahun gres kemudian di afkir.
Wajarkah pergantian pakan dalam kemitraan broiler berganti jenis pakan sampai 3X ?
Jika yang terapkan hanya formulasi standar nutrisi pakan Stater dan Finister saja, maka itu menjadi sesuatu yang tidak wajar. Dihubungkan dengan kuncian :
Pakan Stater protein 20% - 22% Energi metabolisme 2800kcal/kg ini harga paling mahal
Pakan Finister protein 17% - 19% Energi Metabolisme min 3000kcal/kg ini harga paling murah
seharusnya selisih pakan fase Stater dan Finister mencapai Rp 300-500/kg
apakah itu kita dapatkan ?
coba di pikirkan itu….
Jika pergantian pakan sampai 3X, apakah fase Grower di masukan ? dan apakah harga yang kita dapatkan juga semakin murah ? ini yang perlu peternak perhatikan, meski kita di modali, di hutangi, tapi tentu saja kita juga tidak tinggal membisu kalau kita mendapat katakan pakan yang tidak sesuai dengan standar harga premium/tinggi yang sudah di patok oleh Inti Mitra. Dengan resiko kalau kualitas pakan kurang elok maka peternak sendiri yang menanggung resiko kerugian.
Kasus pertumbuhan mandeg/stagnan pada broiler biasanya pada ketika pergantian pakan ke 2 atau Finister pada usia 20 – 22 hari atau bahkan ketika usia 25 – 27 pada pergantian pakan ke 3X dengan sasaran panen di usia 45 hari.
Apakah itu tidak mengakibatkan pertanyaan pada kawan peternak semua ? kalau ada kerugian modal awal biaya pemeliharaan populasi 5.000 ekor dalam satu periode habis kisaran 7 juta, kalau biaya ini tidak balik modal maka kerugian yang menanggung peternak sendiri.
Lantas solusi apa yang mesti kita terapkan untuk mengantisipasi kerugian ? alasannya ialah pertumbuhan mandeg stagnan gara gara habis pergantian pakan ? Mudahnya kita kan harus melaksanakan upgrade tingkatkan kualitas pakan yang di berikan oleh Inti Mitra. Bagaimana caranya ? ini yang akan kita bahas.
Solusi 1 :
Terapkan metode pemeliharaan broiler sistem ‘ 3 Organik ‘ penjelasannya cari artikel lain di blog bumiternak dan pelajari.
Solusi 2 :
Lakukan Upgrade kualitas pakan dengan cara memasukan pakan dari luar yang sudah niscaya kita ketahui soal kualitasnya untuk mendongkrak mutu pakan dari Inti mitra. Pakan jenis apa itu ? sanggup memasukan pakan formula oplosan sendiri atau masukan pakan alternatif misal ‘ Pakan Subal Sambung Nyowo ‘ dengan kualitas pakan yang di ketahui alasannya ialah sudah di LABkan sekaligus harga murah.
Teknisnya ?
Pada ketika ganti pakan pertumbuhan mandeg stagnan lakukan oplosan misal pakan Sambung Nyowo dengan pakan dari Inti Mitra. Dengan perbandingan pakan Inti Mitra 50% dan pakan alternatif Samung Nyowo 50%. Tapi ini seharusnya sudah di lakukan ujicoba oleh Owner Sambung Nyowo untuk menjaga kepercayaan dari peternak.
Yang perlu di pahami kalau kasus pertumbuhan mandeg stagnan ini peternak tidak melaksanakan tindakan apapun maka di mungkinkan bobot pertumbuhan yang sudah di capai malah akan merosot alasannya ialah pakan yang kurang berkualitas. Harap di pahami itu…….
\m/
kipdefayer
grup facebook : Budidaya Broiler Sistem Probiotik PTPG2
pertaniankoq.blogspot.com
Hp 085229779252