Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menanam Buah Matoa Dari Biji

Bagaimana cara menanam matoa dari biji? Matoa (Pometia pinnata) merupakan tumbuhan identitas Papua Barat. Pohon ini biasanya akan menghasilkan buah sesudah tingginya mencapai 5 meter. Selain rasanya yang nikmat, buah matoa dipercaya sanggup dipakai untuk pengobatan herbal. Buah ini diyakini bisa menjaga stamina badan dan meningkatkan kelembaban kulit.

Buah matoa berbentuk lingkaran lonjong. Diameter buah tersebut biasanya berkisar antara 1-3 cm. Kulit buahnya berwarna hijau bau tanah dan akan berkembang menjadi merah kehitaman kalau sudah matang. Buah ini umumnya akan tumbuh pada awal ekspresi dominan penghujan yakni sekitar bulan Oktober hingga November. Di pasar, harga buah matoa tergolong mahal hingga Rp 30 ribu/kg.

Penanaman pohon matoa bisa dilakukan dengan menanamkan eksklusif bijinya ke dalam tanah. Teknik ini justru lebih anggun alasannya yaitu menghasilkan bibit yang mempunyai produktivitas lebih banyak. Sebaiknya, biji matoa ini melewati proses persemaian terlebih dahulu. Barulah sesudah bibit matoa terbentuk, Anda bisa memindahkannya ke lahan penanaman.

 Pohon ini biasanya akan menghasilkan buah sesudah tingginya mencapai  Cara Menanam Buah Matoa dari Biji

Untuk sanggup menanam biji matoa, Anda bisa mengikuti panduan berikut ini :

  1. Pilihlah biji matoa yang berasal dari buah yang benar-benar matang dan kondisinya sehat. Ambil biji matoa secukupnya, kemudian bersihkan di bawah air yang mengalir. Lakukan proses penyeleksian dengan merendam biji tersebut di dalam air selama 15-30 menit. Biji yang anggun ditandai dengan posisinya yang karam di dalam air.
  2. Campurkan tanah dan pupuk sangkar dengan perbandingan 2:1. Masukkan adonan tersebut ke dalam polybag hingga terisi penuh. Tanamkan biji matoa ke dalam media tanam tadi dengan kedalaman 3-5 cm. Kemudian letakkan polybag di kawasan yang teduh.
  3. Selama masa persemaian tengah berlangsung, Anda perlu menyiram polybag setiap hari supaya kelembabannya tetap terjaga. Dalam waktu 2 ahad kemudian, biji matoa akan berkembang menjadi kecambah.
  4. Setelah usianya mencapai 3 minggu, kecambah tersebut bisa dipindahkan ke polybag yang ukurannya lebih besar. Tujuannya untuk menyediakan kadar oksigen yang cukup bagi akar tumbuhan sehingga sanggup tumbuh dengan baik. Isilah polybag ini dengan tanah, pupuk kandang, urea, dan NPK.
  5. Ketika usianya sudah hingga 5 bulan, tinggi bibit matoa berkisar antara 40-50 cm. Ini merupakan waktu yang paling sempurna untuk memindahkan bibit dari kawasan persemaian ke lahan penanaman. Proses pemindahan bibit harus dilakukan hati-hati dengan merusak polybag terlebih dahulu, bukan mencabut bibit dari media.
  6. Bibit yang telah ditanamkan di lahan masih harus dipelihara dengan benar. Bibit tersebut perlu diberikan pupuk setiap dua bulan sekali untuk mendukung pertumbuhannya. Setelah usianya mencapai 2 tahun, rata-rata tinggi pohon matoa berkisar antara 1,5-2 meter.
  7. Pohon matoa gres akan berbuah ketika usianya sudah memasuki 5 tahun. Pada ketika pertama kali menghasilkan buah, produktivitas tanaman ini masih rendah. Biasanya setiap pohon hanya bisa menghasilkan buah sebanyak 5 kg. Tingkat produktivitas tersebut akan semakin meningkat pada masa panen berikutnya.