Cara Menanam Jahe Gajah Dalam Karung
Bagaimana cara menanam jahe gajah dalam karung? Jahe merupakan tumbuhan rimpang yang biasa dipakai sebagai rempah-rempah maupun obat tradisional. Diketahui tumbuhan ini berasal dari daerah Asia Pasifik, mulai dari China hingga India. Makara jangan heran jika nenek moyang kita juga mengenal jahe sudah semenjak lama.
Berdasarkan ukuran dan warnanya, ada tiga jenis jahe yakni jahe emprit, jahe merah, dan jahe gajah. Jahe gajah memiliki ukuran rimpang yang paling besar di antara jenis jahe lainnya serta kepingan dalamnya berwarna putih kekuning-kuningan. Jahe ini juga memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup cepat dengan ukuran yang maksimal. Oleh sebab itu, jahe gajah bisa menghasilkan laba yang lebih besar bila dibudidayakan dengan benar.
Tanaman jahe gajah bisa dibudidayakan di dalam karung sehingga sanggup menghemat pemakaian lahan. Kelebihan lainnya yakni pemeliharaan tumbuhan menjadi lebih mudah, baik dalam pengecekan maupun perawatan. Berikut ini panduan penanaman jahe gajah yang bisa Anda lakukan sendiri!
Persiapan Media
Anda bisa menggunakan karung bekas beras atau pakan ternak sebagai wadah untuk menampung media tanam. Semakin besar ukuran karung yang digunakan, maka media tanam yang bisa diisikan ke dalamnya akan semakin banyak sehingga jumlah rimpang yang sanggup dihasilkan oleh tanaman jahe menjadi semakin melimpah. Kemudian masukkan adonan tanah, pasir, dan pupuk sangkar dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2 ke dalam karung hingga memenuhi 1/4 dari total volumenya. Dalam pemeliharaan tumbuhan nanti, Anda akan menambah media tanam ke dalam karung secara berkala.
Pembuatan Bibit
Bibit jahe yang anggun berasal dari tumbuhan yang sudah tua, berumur 9-10 bulan, dan kondisi tajuknya sudah mengering. Rimpang jahe ini pun telah melewati masa dormasi dalam waktu 1-1,5 bulan, kondisinya masih segar, tidak terkena penyakit, dan tidak ada kepingan yang membusuk. Kulit rimpang juga tidak mengalami lecet/memar serta ukurannya besar.
Rimpang jahe terpilih kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian, di mana setiap potongannya memiliki 2-3 mata tunas. Setelah itu, benih ini direndam di dalam larutan fungisida menyerupai Dithane M-45 selama 15 menit untuk mencegah serangan jamur. Adapun kebutuhan benih jahe gajah berkisar antara 2-3 ton/hektar.
Benih jahe ini kemudian direndam di dalam air sebentar biar basah, kemudian dihamparkan di atas tampah untuk keperluan proses perkecambahan. Untuk memicu tumbuhnya tunas, Anda harus meletakkan tampah tersebut di ruangan yang kondisinya lembab. Lakukan pengontrolan terhadap kelembaban dan suhu udara di ruangan ini dengan cara menyiramkan air secara rutin. Dalam waktu kira-kira 2 minggu, semua rimpang jahe sudah mulai menumbuhkan tunas.
Penyemaian Bibit
Proses penyemaian bibit jahe gajah sanggup dilakukan menggunakan peti kayu. Mulailah dengan memasukkan rimpang jahe gajah di kepingan dasar cukup selapis saja. Lalu di atasnya diberi lapisan bubuk gosok atau sekam padi. Di atas lapisan tersebut, Anda bisa menambahkan bibit jahe gajah lagi. Kemudian tutup menggunakan lapisan bubuk gosok/sekam padi. Begitu seterusnya hingga peti kayu tersebut terisi penuh.
Bibit jahe gajah ini akan tumbuh menjadi tumbuhan muda saat usianya sudah mencapai 2-4 minggu. Setelah tinggi bibit tadi sekitar 10 cm dan memiliki 4-5 daun, Anda bisa memindahkannya ke dalam karung. Penanaman bibit dilakukan pada waktu sore hari sehingga udaranya tidak terlalu panas. Selesai ditanam, karung yang sudah berisi tumbuhan jahe gajah ini bisa dipindahkan ke tempat yang terbuka.
Penanaman Bibit
Proses penanaman bibit jahe gajah harus dilaksanakan dengan hati-hati biar tidak merusak tumbuhan tersebut. Anda bisa menciptakan lubang tanam dengan diameter 10-15 cm dan kedalaman 10 cm. Masukkan rimpang jahe ke dalam lubang tanam, kemudian tahan posisinya supaya tetap tegak. Setelah itu, urug lah rimpang tadi dengan tanah di sekelilingnya sambil diberikan tekanan secara perlahan. Jangan lupa untuk menyiram tumbuhan dengan air secukupnya.