Cara Menanam Seledri Biar Tumbuh Subur
Bagaimana cara menanam seledri supaya tumbuh subur? Seledri (Apium graveolens L.) merupakan tumbuhan sayuran dari suku adas-adasan/ famili Apiaceae yang juga sering diolah menjadi obat-obatan tradisional. Hampir semua pecahan tumbuhan ini sanggup dimanfaatkan ibarat daun, tangkai daun, batang, buah, dan umbi.
Tanaman seledri berupa terna kecil yang mempunyai tinggi kurang dari 1 m. Bagian daunnya tersusun berukuran gemuk dengan tangkai yang cukup pendek. Bentuk batangnya juga cukup besar. Bunga seledri tersusun secara beragam yang akan tumbuh menjadi buah berukuran kecil dan berwarna cokelat gelap. Umbi seledri pada jenis tertentu sanggup diolah menjadi materi makanan.
Setidaknya terdapat tiga jenis tumbuhan seledri yang umum dibudidayakan, antara lain :
- Seledri daun (kelompok secalinum) ialah seledri yang biasa diambil daunnya untuk diolah menjadi sup. Kebanyakan petani di Indonesia menanam seledri dari jenis ini.
- Seledri tangkai (kelompok dulce) ialah seledri yang mempunyai tangkai daun yang membesar dan aromanya segar. Tangkai seledri ini kerap ditambahkan dalam salad.
- Seledri umbi (kelompok rapaceum) ialah seledri yang sanggup membentuk umbi yang berukuran cukup besar. Pemanfaatan umbi di antaranya untuk sup, semur, dan schnitzel.
Pengolahan Tanah
Seledri akan tumbuh dengan baik ketika dipelihara di tanah yang kondisinya gembur, subur, kaya materi organik, dan dilengkapi sistem drainase yang lancar. Tingkat keasaman tanah yang paling manis berada di rentang antara 5,5-6,5. Jika pH tanah kurang dari 5.5, maka Anda sanggup menaburkan kapur pertanian sebanyak 1-2 ton/hektar tergantung pH dan kadar zat aluminiumnya. Tanah tersebut lantas dicangkul dengan kedalaman mencapai 30 cm.
Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, dan panjang menyesuaikan kontur lahan. Bangun beberapa bedengan dengan jarak masing-masing sekitar 50 cm. Kemudian tutup bedengan ini menggunakan naungan jerami atau alang-alang setinggi 1-1,5 m. Diamkan lahan selama 2-3 ahad sebelum siap ditanami bibit seledri.
Penyemaian Benih
Benih seledri yang akan disemai harus direndam terlebih dahulu di dalam larutan Previcur N dengan konsentrasi 0,1% selama 1-2 jam. Sembari menunggu proses perendaman benih, Anda sanggup menyiapkan media semai. Caranya buat beberapa bedengan semai dengan kedalaman 0,5 cm dan jarak antar bedengan 10-20 cm. Setelah benih seledri disebar di media ini, Anda sanggup menutupnya menggunakan tanah, kemudian siram secukupnya. Jangan lupa untuk memasang naungan di atas media semai untuk menjaga kelembabannya.
Penanaman Bibit
Bibit seledri siap dipindahkan dari daerah persemaian ke lahan penanaman sesudah berusia 40 hari atau mempunya daun sebanyak 3-4 helai. Cabut seledri-seledri yang tampak sehat secara hati-hati supaya tidak merusak pecahan akarnya. Rendam sebentar bibir ini ke dalam larutan Benlate atau Derosol dengan konsentrasi 50% selama 10-15 menit.
Tanamkan bibit seledri ini di setiap lubang tanam dengan jarak tanam 15 x 20 cm sampai 25 x 30 cm tergantung jenis seledri yang ditanam. Jangan lupa untuk memadatkan tanah di sekitar bibit. Setelah semua bibit seledri final ditanamkan di lahan, Anda sanggup menyiram lahan tersebut sampai basah.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dilakukan pada ketika tumbuhan berusia 7-15 hari. Caranya ialah mencabut tumbuhan yang mati dan menggantinya dengan bibit seledri yang baru. Sedangkan proses penyiangan gulma sanggup dikerjakan secara gotong royong dengan proses penggemburan tanah, yakni ketika tumbuhan sudah berumur 2-4 minggu.
Penyiraman tumbuhan pada masa awal pertumbuhan dilaksanakan 2 kali/hari. Barulah sesudah pertumbuhan tumbuhan sudah stabil, Anda sanggup mengurangi frekuensi penyiraman menjadi 2-3 kali/minggu. Pada usia 3 minggu, tumbuhan seledri sudah mulai diberikan pupuk susulan setiap 10 hari sekali. Jenis pupuk yang digunakan berupa pupuk organik cair dengan takaran 0,3 ml/m2.
Pengendalian OPT
Beberapa hama yang sering dijumpai merusak tumbuhan seledri di antaranya siput, ulat tanah, tungau, dan kutu. Selain menyingkirkan hama-hama ini secara manual, hama juga sanggup dikendalikan dengan menyemprotkan pestisida/insektisida yang sesuai. Sementara itu, penyakit-penyakit pada seledri contohnya ialah bercak septoria,bercak cercospora, dan virus aster yellow. Pengendalian terhadap gangguan penyakit ini harus dikerjakan sedari awal mulai semenjak tahap persemaian sampai tahap pemanenan. Anda sanggup memanfaatkan fungisida alami untuk mengatasi penyakit seledri supaya lebih kondusif bagi flora tersebut.
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan seledri umumnya dilakukan ketika tumbuhan sudah berumur 40 hari sampai mencapai 150 hari semenjak penanaman. Pemanenan daun seledri sanggup dilakukan setiap 4-8 hari dengan memotong pecahan pangkal batang tanaman. Setelah daya tumbuh tumbuhan berkurang, Anda sanggup mulai memanen umbi seledri.
Daun dan umbi seledri yang telah dipanen kemudian dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat pada permukaannya. Gunakan semprotan air untuk membantu menghilangkan kotoran tersebut, kemudian angin-anginkan daun dan umbi seledri ini supaya kering kembali sehingga daya tahannya lebih lama. Setelah itu, Anda sanggup menyortir daun seledri menurut ukuran supaya seragam dan diterima baik oleh pasar.