Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Charlie And Daisy

Charlie and Daisy

Charlie tak pernah menduga ia akan bertemu Daisy dikala ia sudah tak lagi muda, bahkan pernah berfikir akan menikmati masa tuanya kesepian.

Charlie dan Daisy bertemu pertamakali di sebuah terminal bus di kampung halaman mereka di South Molton, Devon, sembilan tahun lalu. Jatuh cinta pada pandangan pertama, sehingga mereka berdua ketinggalan bus yang akan dinaiki alasannya takut kehilangan kesempatan untuk saling mengenal.

Charlie Winter, 91 tahun dan Daisy Pike, 89 tahun kesudahannya resmi menikah sehabis 9 tahun pacaran. Pada hari Minggu tanggal 16 Maret 2014 di Gereja St Mary Magdalene, Devon, Inggris, mereka berjalan bersama-sama ke altar dengan memakai pemberian tongkat. Keduanya tampak senang dengan sinar mata yang berbinar-binar.

Charlie dan Daisy ialah dua eksklusif yang berbeda. Charlie yang tenang, pendiam dan sangat berhati-hati sungguh bertolak belakang dengan Daisy yang spontan, ekspresif dan aktif bicara. 

Tapi siapa menduga, justru dengan perbedaan-perbedaan itu, mereka berdua menemukan sebuah chemistry untuk menyebarkan sisa hidup dengan saling mengisi dan melengkapi sampai selesai hidup memisahkan mereka.

Charlie gotong royong sudah sering meminta Daisy untuk menjadi istrinya. Namun berkali-kali Daisy menolak lamaran tersebut, sampai kesudahannya suatu hari pada bulan Desember 2013, Daisy mendapatkan pinangan Charlie sehabis beliau melihat Charlie terus berada di sisinya dikala beliau harus dirawat di rumah sakit alasannya terjatuh.

"Dia mengucapkan kalimat itu tapi tidak sanggup berlutut alasannya usianya yang sudah tua," ujar Daisy menarik hati suaminya.

Sebelum menikah, Charlie dan Daisy pernah mengalami kegagalan berumah tangga. Mereka sama-sama sudah dua kali bercerai. Dari dua ijab kabul terdahulu, mereka tidak dikaruniai keturunan.

"Aku fikir saya tak akan menikahi dia. Dia itu cerewet, memusingkan kepala." kata Charlie setengah tertawa.

"Aku juga mana mau sama dia. Laki-laki itu kan hanya baik waktu pacaran saja. Kalau sudah menikah, semuanya kan berubah. Apalagi beliau itu jikalau sudah asyik dengan buku, beliau akan lupa segalanya." Charlie tertawa terbahak-bahak.
Bagi Daisy, Charlie merupakan sosok laki-laki yang romantis. "Dia selalu memberiku bunga dan pujian. Kami benar-benar jatuh cinta. Kami senang jalan-jalan dan pergi ke pantai bersama," kata Daisy. Dan Charlie jatuh hati pada eksklusif Daisy yang selalu menyenangkan diajak bicara, lucu dan hangat.
Di usia senja mereka, Daisy dan Charlie senang melaksanakan hobi mereka yaitu travelling. Selama sembilan tahun bersama, keduanya sudah kerap bepergian ke aneka macam daerah indah.
Cincin ijab kabul telah tersemat. Masa bau tanah pun tak lagi menjadi membosankan.
Jadi nih, buat kalian yang kini tidak berjodoh.. jangan musuh-musuhan lah.. apalagi main dukun.. Siapa tau lho... umur 80an nanti ketemu lagi, pacaran lagi, romantis romantisan lagi dan eng ing enggggg.... Katanya nih.. cinta di usia senja sanggup lebih indah. Katanya..

Erica Mascalova


Something To Inspire