Kadar Air Dan Pakan Berair Dan Fermentasi
KADAR AIR DAN PAKAN BASAH DAN FERMENTASI
KADAR AIR
Kadar air merupakan salah satu indikator anggun dan layak tidaknya suatu materi pakan menjadi salah satu materi dalam formulasi pakan. Untuk menguji kadar air dengan metode penguapan selanjutnya tinggal di perbandingkan berat sebelum di uapkan dengan berat sehabis di uapkan. Standart kadar air 12-13%, ini misal gandum kadar air 13% itu artinya materi kering gandum ialah 87%, semakin tinggi kadar materi keringnya semakin anggun untuk menilai kualitas nutrien materi pakan, untuk di susun dalam satu formula komposisi pakan.
PAKAN BASAH
Telah di lakukan penelitiaan oleh universitas Purdue ihwal pemberiaan pakan basah/pero untuk ternak di lihat dari parameter pakan harian , tingkat palatibelitas, percepatan pertumbuhan dengan kontrol pemberiaan pakan dalam kondisi kering.
Hasil yang di dapat, meski pakan kering dalam bentuk pellet maupun crumbles memperlihatkan hasil yang anggun untuk tingkat efektivitas waktu aplikasi, tapi pemberiaan pakan dalam kondisi berair pero memperlihatkan hasil yang lebih anggun di lihat dari percepatan pertumbuhan, tingkat kesukaan dan lamanya waktu panen, lantaran pakan basah, lantaran lebih di sukai ternak, makan lebih banyak, absorpsi nutrisi lebih cepat, maka produktivitas percepatan pertumbuhan ternak lebih cepat lagi jikalau di banding pakan kering, lantaran absorpsi pakan lebih cepat, maka akumulasinya akan berimbas pada panen yg lebih cepat.
Jika pakan berair lebih bagus, dengan pertimbangan apa pabrik lebih menentukan bentuk pakan kering ?
ini soal kepraktisan semata dengan pertimbangan, pakan yang keluar dari pabrik itu, tidak eksklusif di pakai oleh peternak, tapi melewati jalur distribusi panjang dari pemegang DO ke biro wilayah kemudian ke pengecer antar kota gres ke pengecer kios kampung gres ke peternak.
Dengan rentang waktu yang begitu usang di perlukan untuk hingga ke peternak, maka pakan sistem berair pero tidak sanggup di akomudatif pabrik lantaran belum sanggup memecahkan persolan itu, dengan resiko kerusakan pakan di tingkat biro yang begitu tinggi, jikalau pakan berair di pilih oleh pabrik, sedang distribusi pakan kering saja pabrik hanya memperlihatkan batas waktu tolerin hanya 25-30 hari, untuk waktu kondusif nutrisi pakan tidk mengalami proses degradasi. Ini belum di perhitungkan waktu dari asal materi pakan tersebut yang biasanya inpor, mulai dari waktu panen, penyimpanan di silo, packing peti kemas di pelabuhan hingga waktu perjalanan kapal bahari untuk hingga ke negara yang di tuju.
FERMENTASI
Subtasi fermentasi ialah perjuangan untuk merapuhkan ikatan kompleks serat garang yang menjebak nutrien berada di dalam karbohidrat di samping lantaran adanya senyawa anti nutrisi. Karena dinding sel yang memerangkap nutrien di dalamnya lepas ikatannya maka nutrien akan lebih tepat terserap, ini artinya efisien biaya. Nutrisi yang ke buang pada pakan konvesional kering ada sekitar 20-30%, dengan sistem fermentasi nutrisi yang ke buang tinggal 5-10%, lantaran absorpsi nutrisi lebih anggun maka kotoran ternak yang memakan pakan fermentasi biasanya tidak bau, coba bandingkan dengan pakan konvesional kering….dan kenapa pakan fermentasi lebih ekonomis makannya ? lantaran nutrisi tidak banyak kebuang…….
HUBUNGAN KADAR AIR, PAKAN BASAH DAN FERMENTASI
Seperti pakan Pak Djo itu materi pakan yang di pakai ialah materi pakan istimewa yang berasal dari suppliyer materi pakan inpor yang sangat memperhatikan kualitas, selalu sanggup melaksanakan uji LAB lantaran suppliyer materi pakan inpor ini mempunyai laboratorium sendiri untuk menguji baik dan buruknya materi pakan yang datang. Tidak setiap materi pakan yang tiba niscaya di terima, sanggup saja dari 7 kontainer yang tiba yang masuk hanya 2 kontainer saja, lantaran pertimbangan kualitas materi pakan no 1…….
Dengan materi pakan semacam itu, jikalau sudah di buat formula komposisi pakan yang sduah niscaya misal di buat protein 21%, maka komposisi formula baku ini dengan proses pakan berair atau fermentasi, lantaran fermentasi niscaya materi pakan jadi basah, ini tidak akan merubah nilai nutrisi, lantaran ketika proses fermentasi berlangsung jumlah air yang di masukan untuk membasahi pakan, ketika fermentasi berlangsung, jumlah air ini nanti lantaran sifatnya katalis hanya mempermudah proses, maka air ini lantaran timbuil energi panas efek dari kegiatan bacter, nanti akan di uap kan menjadi embun.
Maka bagi yang sudah familiar pakan fermentasi, sudah paham dengan adanya embun ini, praktek yang telah di lakukan dengan penambahan air sebanyak 20%, maka di hasil final hari fermentasi ke 2 atau 3 , ketika di lakukan iju test kadar kering tinggal 15%
Padahal nanti masih melewati jalur distribusi lagi belum waktu penyimpanan pakan di peternak… maka dengan pemanis waktu tersebut dengan terjadinya reaksi selama perjalanan kadar air akan makin turun tembus di 13-14%
Contoh real di lapangan :
materi pakan sejumlah 150kg dengan penambahan air 27-30liter/kg kemudian di proses fermentasi selama 2-3 hari, maka hitungannya : pakan 150kg + air 27 – 30 kg = 177 – 180 kg, ini hitungan berat total awal sebelum fermentasi.
Maka apakah setelah fermentasi 2-3 hari ketika di bongkar, berat masih sama 177 – 180 kg ?
ternyata tidak….berat setelah di timbang tinggal 160 kg ini bukti real riset di lapangan. Padahal huruf pakan fermentasi ialah sangat gampang kering….bagi yang belum pernah praktek anda perlu membuktikannya.
Pakan hasil fermentasi merupakan pakan yang sangat sensitif terhadap imbas panas penyimpanan, atau lantaran di jemur, sensitif dalam artian gampang kering gampang hilang kadar airnya, lantaran pakan fermentasi di jemur 12 jam pakan yang tadinya berjumlah 177 – 180kg setelah di fermentasi tinggal 160kg, setelah di jemur 12 jam menjadi 150kg…kembali ke volume asal.
Kenapa muncul istilah Ponari sweat, pakan mizone, pakan galon aqua, pakan bubur…….?
Yo ndak papa bebas lantaran biasanya ……
Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak paham biasanya seringnya yang keluar dari mulutnya ialah kebodohan semata……
\m/
kipdefayer
Gusti mboten pekok
pertaniankoq.blogspot.com
KADAR AIR
Kadar air merupakan salah satu indikator anggun dan layak tidaknya suatu materi pakan menjadi salah satu materi dalam formulasi pakan. Untuk menguji kadar air dengan metode penguapan selanjutnya tinggal di perbandingkan berat sebelum di uapkan dengan berat sehabis di uapkan. Standart kadar air 12-13%, ini misal gandum kadar air 13% itu artinya materi kering gandum ialah 87%, semakin tinggi kadar materi keringnya semakin anggun untuk menilai kualitas nutrien materi pakan, untuk di susun dalam satu formula komposisi pakan.
PAKAN BASAH
Telah di lakukan penelitiaan oleh universitas Purdue ihwal pemberiaan pakan basah/pero untuk ternak di lihat dari parameter pakan harian , tingkat palatibelitas, percepatan pertumbuhan dengan kontrol pemberiaan pakan dalam kondisi kering.
Hasil yang di dapat, meski pakan kering dalam bentuk pellet maupun crumbles memperlihatkan hasil yang anggun untuk tingkat efektivitas waktu aplikasi, tapi pemberiaan pakan dalam kondisi berair pero memperlihatkan hasil yang lebih anggun di lihat dari percepatan pertumbuhan, tingkat kesukaan dan lamanya waktu panen, lantaran pakan basah, lantaran lebih di sukai ternak, makan lebih banyak, absorpsi nutrisi lebih cepat, maka produktivitas percepatan pertumbuhan ternak lebih cepat lagi jikalau di banding pakan kering, lantaran absorpsi pakan lebih cepat, maka akumulasinya akan berimbas pada panen yg lebih cepat.
Jika pakan berair lebih bagus, dengan pertimbangan apa pabrik lebih menentukan bentuk pakan kering ?
ini soal kepraktisan semata dengan pertimbangan, pakan yang keluar dari pabrik itu, tidak eksklusif di pakai oleh peternak, tapi melewati jalur distribusi panjang dari pemegang DO ke biro wilayah kemudian ke pengecer antar kota gres ke pengecer kios kampung gres ke peternak.
Dengan rentang waktu yang begitu usang di perlukan untuk hingga ke peternak, maka pakan sistem berair pero tidak sanggup di akomudatif pabrik lantaran belum sanggup memecahkan persolan itu, dengan resiko kerusakan pakan di tingkat biro yang begitu tinggi, jikalau pakan berair di pilih oleh pabrik, sedang distribusi pakan kering saja pabrik hanya memperlihatkan batas waktu tolerin hanya 25-30 hari, untuk waktu kondusif nutrisi pakan tidk mengalami proses degradasi. Ini belum di perhitungkan waktu dari asal materi pakan tersebut yang biasanya inpor, mulai dari waktu panen, penyimpanan di silo, packing peti kemas di pelabuhan hingga waktu perjalanan kapal bahari untuk hingga ke negara yang di tuju.
FERMENTASI
Subtasi fermentasi ialah perjuangan untuk merapuhkan ikatan kompleks serat garang yang menjebak nutrien berada di dalam karbohidrat di samping lantaran adanya senyawa anti nutrisi. Karena dinding sel yang memerangkap nutrien di dalamnya lepas ikatannya maka nutrien akan lebih tepat terserap, ini artinya efisien biaya. Nutrisi yang ke buang pada pakan konvesional kering ada sekitar 20-30%, dengan sistem fermentasi nutrisi yang ke buang tinggal 5-10%, lantaran absorpsi nutrisi lebih anggun maka kotoran ternak yang memakan pakan fermentasi biasanya tidak bau, coba bandingkan dengan pakan konvesional kering….dan kenapa pakan fermentasi lebih ekonomis makannya ? lantaran nutrisi tidak banyak kebuang…….
HUBUNGAN KADAR AIR, PAKAN BASAH DAN FERMENTASI
Seperti pakan Pak Djo itu materi pakan yang di pakai ialah materi pakan istimewa yang berasal dari suppliyer materi pakan inpor yang sangat memperhatikan kualitas, selalu sanggup melaksanakan uji LAB lantaran suppliyer materi pakan inpor ini mempunyai laboratorium sendiri untuk menguji baik dan buruknya materi pakan yang datang. Tidak setiap materi pakan yang tiba niscaya di terima, sanggup saja dari 7 kontainer yang tiba yang masuk hanya 2 kontainer saja, lantaran pertimbangan kualitas materi pakan no 1…….
Dengan materi pakan semacam itu, jikalau sudah di buat formula komposisi pakan yang sduah niscaya misal di buat protein 21%, maka komposisi formula baku ini dengan proses pakan berair atau fermentasi, lantaran fermentasi niscaya materi pakan jadi basah, ini tidak akan merubah nilai nutrisi, lantaran ketika proses fermentasi berlangsung jumlah air yang di masukan untuk membasahi pakan, ketika fermentasi berlangsung, jumlah air ini nanti lantaran sifatnya katalis hanya mempermudah proses, maka air ini lantaran timbuil energi panas efek dari kegiatan bacter, nanti akan di uap kan menjadi embun.
Maka bagi yang sudah familiar pakan fermentasi, sudah paham dengan adanya embun ini, praktek yang telah di lakukan dengan penambahan air sebanyak 20%, maka di hasil final hari fermentasi ke 2 atau 3 , ketika di lakukan iju test kadar kering tinggal 15%
Padahal nanti masih melewati jalur distribusi lagi belum waktu penyimpanan pakan di peternak… maka dengan pemanis waktu tersebut dengan terjadinya reaksi selama perjalanan kadar air akan makin turun tembus di 13-14%
Contoh real di lapangan :
materi pakan sejumlah 150kg dengan penambahan air 27-30liter/kg kemudian di proses fermentasi selama 2-3 hari, maka hitungannya : pakan 150kg + air 27 – 30 kg = 177 – 180 kg, ini hitungan berat total awal sebelum fermentasi.
Maka apakah setelah fermentasi 2-3 hari ketika di bongkar, berat masih sama 177 – 180 kg ?
ternyata tidak….berat setelah di timbang tinggal 160 kg ini bukti real riset di lapangan. Padahal huruf pakan fermentasi ialah sangat gampang kering….bagi yang belum pernah praktek anda perlu membuktikannya.
Pakan hasil fermentasi merupakan pakan yang sangat sensitif terhadap imbas panas penyimpanan, atau lantaran di jemur, sensitif dalam artian gampang kering gampang hilang kadar airnya, lantaran pakan fermentasi di jemur 12 jam pakan yang tadinya berjumlah 177 – 180kg setelah di fermentasi tinggal 160kg, setelah di jemur 12 jam menjadi 150kg…kembali ke volume asal.
Kenapa muncul istilah Ponari sweat, pakan mizone, pakan galon aqua, pakan bubur…….?
Yo ndak papa bebas lantaran biasanya ……
Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak paham biasanya seringnya yang keluar dari mulutnya ialah kebodohan semata……
\m/
kipdefayer
Gusti mboten pekok
pertaniankoq.blogspot.com