Begini Lho Cara Membudidayakan Asparagus!
Bagaimana cara membudidayakan asparagus di Indonesia? Asparagus yakni tumbuhan pangan yang sanggup dimanfaatkan cuilan rebung (batang muda) dan tunasnya. Ada dua jenis asparagus yang biasa dipelihara, yaitu asparagus hijau dan asparagus putih. Proses pembudidayaan asparagus hijau relatif lebih gampang dan sanggup ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Sementara itu, penanaman asparagus putih hanya sanggup dilakukan di dataran tinggi dan jarang dibudidayakan di Indonesia lantaran proses perawatannya lebih sulit.
Sama menyerupai sawi sendok, asparagus bukanlah tumbuhan orisinil Indonesia, melainkan berasal dari tempat Mediterania di sepanjang pantai barat Eropa. Tanaman ini masuk ke Indonesia melalui Taiwan. Maka tak heran, banyak masyarakat kita yang kurang mengenal sayuran yang satu ini. Asparagus lebih banyak disajikan dalam menu-menu di restoran dan hotel berbintang berupa sup. Distribusi asparagus biasanya dilakukan dengan mengekspornya ke luar negeri mengingat seruan pasar dunia akan sayuran ini tergolong tinggi.
Asparagus merupakan sumber terbaik dari asam folat, natrium, dan natrium serta rendah kalori dan tidak mengandung kolesterol. Sayuran ini juga mengandung multi-vitamin yang diperlukan oleh badan menyerupai vitamin A, vitamin B6, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K. Beberapa mineral yang terkandung di asparagus antara lain seng, kalsium, magnesium, besi, tembaga, kalium, mangan, niacin, thiamin, selenium, dan riboflavin.
Di bawah ini langkah-langkah membudidayakan asparagus di lahan terbuka.Langkah I : Proses Penyiapan Bibit Asparagus
Proses pengembangbiakan asparagus sanggup dilakukan dengan metode generatif berupa biji, maupun secara vegetatif melalui stek dan kultur jaringan. Pada umumnya, petani lebih menentukan membudidayakan asparagus melalui biji lantaran lebih gampang dan kesudahannya lebih berkualitas. Biji-biji asparagus sanggup anda dapatkan di toko pertanian terdekat dengan harga sekitar Rp 2 jutaan untuk biji seberat 800 gram (2 pond). Sementara itu, bobot biji yang diperlukan untuk lahan seluas 1 hektar yakni 600 gram.
Proses persemaian biji sanggup dilakukan di lahan yang subur dan gembur, struktur tanahnya agak berpasir, serta dilengkapi dengan sistem drainase yang lancar. Pengolahan lahan semai dilakukan dengan mencangkul tanah kemudian memberikannya pupuk kompos dan furadan 3G sebagai anti hama. Selanjutnya, lahan dibentuk menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dan tinggi 20 cm dengan panjang menyesuaikan. Sedangkan untuk ukuran parit yang harus dibentuk yakni lebar 30 cm dan kedalaman 30 cm.
Sebelum proses persemaian biji asparagus dilakukan, biji-biji tersebut harus direndam terlebih dahulu di air bersuhu 27 C selama seharian penuh. Tujuannya yakni untuk menyeleksi biji-biji yang berkualitas baik dengan biji yang kopong. Biji yang elok ditandai dengan tenggelamnya biji tersebut ke dasar air. Biji yang mengambang sebaiknya dibuang lantaran tidak mengandung benih di dalamnya.
Untuk menyemai biji asparagus, biji-biji tersebut ditanam dengan jarak 10 x 15 cm dan berkedalaman 3 cm. Ingat, setiap lubang penanaman cukup diisi sebutir biji asparagus. Setelah biji-biji asparagus tertanam seluruhnya di lahan, tutupi lubang penanaman tadi memakai media sekam padi atau jerami untuk menjaga kelembaban di lahan tersebut.
Selama dalam masa persemaian, biji-biji asparagus harus dirawat semaksimal mungkin semoga menghasilkan bibit yang berkualitas baik. Setiap lubang penanaman perlu disiram secukupnya untuk mencukupi kebutuhan air biji dan menjaga kelembaban tanah. Lahan juga perlu diawasi sedemikian rupa semoga tidak terjadi serangan dari hama dan penyakit. Jangan lupa berikan pemupukan ulang secara terjadwal setiap 25 - 30 hari sekali memakai pupuk urea.
Pemindahan bibit asparagus dari lahan persemaian ke lahan penanaman sanggup dilakukan sesudah tumbuhan berusia 5-6 bulan. Bibit-bibit yang akan dipindahkan sebaiknya dipilih dari bibit yang berkualitas tinggi, berkondisi sehat, dan berstruktur normal. Bibit yang sudah dicabut kemudian dipotong cuilan akar dan tunasnya sehingga menyisakan akar sepanjang 20 cm dan tunas berukuran 20 cm. Bibit-bibit asparagus ini harus segera ditanam di lahan yang sudah disiapkan untuk menghindari kematiannya.
Langkah II : Proses Persiapan Lahan Penanaman Asparagus Sebelum bibit-bibit asparagus sanggup dipindahkan dari lahan persemaian, perlu dipersiapkan lahan khusus untuk menanam bibit-bibit tersebut. Pertama-tama, lahan perlu dibajak atau dicangkul sedemikian rupa untuk menciptakan kondisi tanahnya gembur. Setelah itu, tambahkan pupuk sangkar sebanyak 2 kg untuk lahan seluas 1.000 m2. Kemudian, sistem drainase berupa parit dibentuk dengan kedalaman berkisar antara 15-20 cm mengelilingi lahan. Sedangkan untuk lubang penanaman yang ideal, jarak antartanaman yakni 45 cm dengan jarak antarbaris sekitar 130 cm.
Langkah III : Proses Penanaman Bibit Asparagus Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, bibit asparagus yang layak tanam yakni bibit yang mempunyai usia antara 5-6 bulan. Bibit yang sudah diambil dari lahan persemaian tersebut, kemudian cuilan akarnya dimasukkan ke dalam lubang penanaman kemudian dikubur kembali. Paling elok proses penanaman dilakukan pada sore hari dikala matahari sudah bersinar cukup redup. Penanaman pada waktu ini juga bertujuan untuk menawarkan kesempatan bagi bibit-bibit asparagus semoga lebih gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Langkah IV : Proses Perawatan Tanaman Asparagus Asparagus merupakan salah satu tumbuhan yang kurang menyukai air. Oleh lantaran itu, ketika ekspresi dominan hujan sebaiknya parit perlu diperdalam lagi semoga sanggup menampung air dalam jumlah yang lebih banyak.
Hal yang paling harus diperhatikan lainnya yakni pemangkasan tanaman. Proses ini berfungsi untuk merangsang tumbuhan semoga tumbuh semakin optimal dengan membuang batang-batang yang tumbuh lambat dan berpenyakit. Pemangkasan dilakukan pada tumbuhan yang telah mempunyai 8-10 batang dengan menyisakan 3-5 batang saja.
Proses pemupukan ulang pada lahan asparagus sanggup dibedakan menjadi 2 macam yaitu pemupukan susulan dan pemupukan berkala. Pemupukan susulan dilakukan dengan memanfaatkan pupuk organik untuk menyuburkan kondisi lahan penanaman setiap 3 bulan sekali. Sedangkan pemupukan terjadwal dilakukan setahun sekali yakni pada dikala fase istirahat, memakai kombinasi dari pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, dan pupuk KCL dengan perbandingan 100 : 3 : 3 : 2. Pupuk diberikan dengan cara menguburkannya ke dalam parit sedalam 15 cm yang berjarak 20 cm dari tumbuhan utama.
Langkah V : Proses Pencegahan Hama dan Penyakit Hama bagi tumbuhan asparagus yaitu ulat tanah dan ulat grayak yang banyak menyerang di ekspresi dominan kemarau. Sedangkan penyakit-penyakit yang sanggup mengganggu tumbuhan ini umumnya diakibatkan oleh jamur. Oleh alasannya yakni itu, untuk memberantasnya anda perlu menyemprotkan pestisida secara berkala.
Langkah VI : Proses Pemanenan Asparagus Pada dasarnya, pemanenan tahap pertama tumbuhan asparagus sanggup dilakukan sesudah usianya mencapai 4-5 bulan semenjak penanaman di lahan budidaya. Proses pemanenan dilakukan dengan memotong batang tanaman-tanaman asparagus untuk diambil cuilan batang muda dan tunasnya. Pangkal batang tumbuhan tetap dibiarkan tumbuh di lahan semoga sanggup dipanen kembali.
Pemanenan kedua sanggup dilakukan sesudah usia tumbuhan asparagus lebih dari 5 bulan dengan cara dan metode yang sama. Pemanenan tahap kedua ini sanggup dilakukan setiap 2 hari sekali pada tanaman-tanaman yang telah layak panen. Proses pemanenan tahap ketiga dan seterusnya dilakukan ketika tumbuhan berusia lebih dari 6 bulan, di mana batang-batang tumbuhan asparagus sanggup dipanen setiap hari.