Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Begini Cara Budidaya Kedelai Di Lahan Kering!

Seluruh penduduk Indonesia niscaya pernah memakan lauk pauk yang namanya tahu dan tempe. Sayangnya, pasokan materi baku pembuatan masakan ini, yaitu biji kedelai, tidak bisa mencukupi kebutuhan nasional. Akibatnya, pemerintah pun terpaksa harus mengimpor puluhan ribu ton kedelai dari luar negeri setiap tahunnya.
Padahal, kondisi alam Indonesia yang subur sangatlah prospektif untuk dijadikan sebagai lahan budidaya kedelai dalam skala besar. Apalagi ajakan pasar akan tumbuhan pangan yang satu ini juga tergolong tinggi. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari budidayan tumbuhan kedelai ini.
Pada dasarnya, karakteristik tumbuhan kedelai menyerupai mirip tumbuhan jagung. Tak heran, lahan yang biasa dipakai untuk membudidayakan tumbuhan jagung pun cocok ditanami kedelai. Bahkan tak jarang proses pembudidayaan tumbuhan kedelai dilakukan dengan tumpang sari bersama jagung.
Perlu anda ketahui, budidaya kedelai bisa dilakukan di dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian minimal 100 meter dpl. Tanaman kedelai paling suka dengan tanah yang subur, gembur, kaya mineral, berdrainase lancar, dan mempunyai tingkat keasaman berkisar 6-7 derajat. Sementara itu, suhu optimal yang memungkinkan tumbuhan ini bisa menyesuaikan diri dengan baik yaitu sekitar 25-35 C.
Berikut ini langkah-langkah budidaya kedelai secara lengkap :
#1. Persiapan Lahan
Lahan untuk membudidayakan kedelai harus bebas dari gulma, termasuk kotoran-kotoran dan sisa tumbuhan lain. Lahan tersebut kemudian ditaburi gabungan pupuk sangkar dan dolomit sebanyak 250 kg/hektar, kemudian dibajak dan digaru. Langkah berikutnya, buatlah bedengan selebar 70 cm dan tinggi 20 cm, dengan jarak tanam 20x20 cm. Pembuatan lubang tanam ini dilakukan dengan cara ditugal sedalam 2-3 cm.
#2. Persiapan Benih
Usahakan benih kedelai yang akan dibudidayakan berasal dari varietas yang sama dan jangan dicampuradukan. Pastikan benih tersebut mempunyai kualitas yang terbaik, berukuran seragam, dan permukaannya tampak bersih.
#3. Penanaman Benih
Sebelum ditanam di lahan budidaya, benih kedelai perlu diangin-anginkan terlebih dahulu biar kondisinya kering. Selanjutnya, benih kedelai tersebut bisa disterilkan memakai furadan dengan perbandingan 1:20.
Benih kedelai sebaiknya perlu disiapkan paling tidak 3 ahad sebelum masa penanaman dimulai. Benih yang sudah dipersiapkan sesuai mekanisme di atas, selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang penanaman sebanyak 1 benih/lubang. Adapun dalam 1 hektar lahan setidaknya anda membutuhkan benih kedelai sebanyak 50 kg.
#4. Pemeliharaan Tanaman
Tingkat kesulitan pemeliharaan tumbuhan kedelai bisa dikatakan lebih sederhana dari tanaman jahe merah. Beberapa petani bahkan menerapkan sistem tumpang sari dengan jagung ketika membudidayakan tumbuhan ini.
Walaupun begitu, anda wajib memantau kondisi tumbuhan secara rutin. Anda pun harus terus mengontrol keadaan hama menyerupai ulat perusak polong. Jangan lupa, rumput dan tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar lahan juga perlu disingkirkan biar tidak menghambat pertumbuhan tumbuhan kedelai.
Pemberian pupuk sangkar bisa dilakukan sesudah 10 hari masa tanam, dan sebaiknya dicampur dengan sekam. Disarankan untuk menyimpan pupuk tersebut minimal 2 ahad sebelum ditaburkan ke lahan. Penaburan pupuk sangkar di lahan penanaman ini dilakukan dengan takaran 20 karung berbobot 25 kg untuk 1 hektar.
Proses penyemprotan insektisida Curacron ataupun Decis bisa dilakukan sesudah tumbuhan berusia 2 minggu. Adapun takaran yang dipakai yaitu 1 cc/L. Frekuensi penyemprotan dilakukan sebanyak 3 kali sehari atau bisa diadaptasi dengan kondisi lahan pertanian.
Sementara itu, tunjangan pupuk kimia sanggup dilakukan sesudah tumbuhan kedelai berusia 3 minggu. Pupuk kimia yang dimaksud biasanya berupa Urea, Poska, dan KCL. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, boleh juga ditambahkan pupuk Gandasil Daun dan Buah memakai takaran sebanyak 1-2 sendok teh setiap 17 liter.
Sistem tadah hujan merupakan metode favorit para petani di Indonesia untuk membudidayakan kedelai, alasannya yaitu tidak perlu repot lagi menyiram tanaman. Sementara itu, jikalau anda memelihara tumbuhan kedelai pada ketika ekspresi dominan kemarau, maka penyiraman perlu dilakukan minimal 2 kali seminggu untuk menjaga kelembaban tanah. Sebaiknya, lahan budidaya kedelai juga dilengkapi dengan sistem irigasi yang baik untuk meningkatkan hasil panennya.
#5. Pemanenan Kedelai
Masa panen raya budidaya tumbuhan kedelai biasanya terjadi pada bulan Maret-April, di mana intensitas hujan di Indonesia akan semakin meningkat. Pemanenan ini bisa dilakukan sesudah tumbuhan berusia 75 hari pada polong yang telah berwarna kuning keunguan. Proses pemanenan tidak bisa dilakukan secara serempak sekaligus, melainkan harus diseleksi polong yang sudah layak panen.
Setelah semua polong kedelai yang dipanen terkumpul, polong-polong tersebut lantas dicuci higienis untuk membuang residu pestisida yang mungkin menempel di permukaannya, kemudian diangin-anginkan sebentar. Setelah kondisi polong kedelai dirasa sudah cukup kering, polong-polong tersebut lantas dimasukkan ke dalam karung kemasan. Adapun untuk hasil panennya, lahan seluas 1 hektar umumnya bisa menghasilkan biji kedelai sebanyak 1.500 kg.