Budidaya Ulat Hongkong Dari A Hingga Z
Apakah Anda tertarik untuk membudidayakan ulat hongkong? Ulat hongkong sering dipakai sebagai pakan alternatif untuk binatang peliharaan. Tidak hanya burung, ikan dan reptil pun sangat menyukai jenis masakan yang satu ini. Karena mengandung protein yang cukup tinggi, pinjaman ulat hongkong secara teratur sanggup meningkatkan bobot binatang peliharaan dalam waktu yang relatif cepat.
Ulat sangkar merupakan larva dari serangga sejenis kumbang yang berjulukan latin Tenerbio molitor. Ulat ini mempunyai panjang badan rata-rata mencapai 3 cm. Warnanya kekuning-kuningan dan tampak mengkilap alasannya yaitu mempunyai tekstur permukaan yang licin. Beternak ulat hongkong termasuk budidaya yang sangat menguntungkan alasannya yaitu tingkat permintaannya yang cukup tinggi.
Buat Anda yang ingin membudidayakan ulat hongkong, simaklah panduan berikut ini :
- Pemilihan Induk
Jumlah induk ulat hongkong yang disediakan sebaiknya diubahsuaikan dengan kemampuan kita dalam membudidayakannya. Untuk tahap pemula, kapasitas induk tersebut dihentikan lebih dari 2 kg semoga pertumbuhannya bisa maksimal. Ulat yang dipelihara dalam jumlah yang sempurna akan mempunyai ukuran yang besar dan panjang mencapai 15 mm. Sedangkan kalau populasi ulat terlalu padat, maka pertumbuhannya akan terhambat. Apabila siklus hidupnya berlangsung dengan baik, ulat hongkong akan bermetamorfosis kepompong dalam waktu 7-10 hari.
- Pengambilan Kepompong
Pengambilan kepompong bertujuan untuk meningkatkan potensi hidup kepompong tersebut dan menyeragamkan waktu perubahannya menjadi kumbang. Ulat-ulat induk yang sudah bermetamorfosis kepompong di daerah pemeliharaan selanjutnya dipunguti satu per satu untuk dipindahkan ke daerah perawatan khusus. Frekuensi pengambilan kepompong ini bisa dilakukan setiap 3 hari sekali.
- Pemilihan Kepompong
Ciri-ciri kepompong yang baik yaitu berwarna putih kecokelat-cokelatan. Kepompong yang masih berwarna putih higienis artinya masih berumur muda. Sedangkan apabila warnanya sudah kehitam-hitaman berarti ulat di dalamnya telah mati. Semua kepompong terpilih lantas diambil secara hati-hati memakai tangan. Berikutnya, kepompong tersebut dimasukkan ke dalam daerah perawatan khusus yang sudah diberi bantalan dari koran. Usahakan tidak ada kepompong yang saling bertumpuk satu sama lain. Kemudian tutup kembali tumpukan kepompong tersebut dengan koran.
- Perlakuan Kumbang
Pada umumnya, perubahan kepompong menjadi kumbang akan berlangsung dalam waktu 10 hari. Mula-mula sayap kumbang tersebut akan berwarna cokelat muda yang mengindikasikan kalau kondisinya masih rentan. Setelah sayap tersebut berubah warna menjadi hitam, barulah Anda bisa memindahkannya ke dalam daerah pembibitan. Kumbang yang siap ditelurkan ini dimasukkan ke daerah khusus yang telah diberi bantalan dari kapas. Proses ini biasanya akan berlangsung selama 7 hari.
- Penetasan Telur
Kapas yang sudah berisi telur kumbang selanjutnya dipindahkan ke daerah penetasan telur secara terpisah. Dalam waktu kurang lebih 10 hari, telur tersebut akan menetas menjadi ulat hongkong. Ulat hongkong bisa dipanen sehabis terpisah dari kapas yakni pada usia sekitar 25-30 hari.
- Pemberian Pakan
Makanan yang elok untuk ulat hongkong antara lain sawi hijau, selada, sawi sendok/pakcoy, ampas tahu, dedak, tepung tulang, dan voor. Agar ulat hongkong yang dibudidayakan mempunyai ukuran yang besar, Anda harus memperhatikan asupan proteinnya. Berikanlah masakan dalam jumlah yang cukup semoga tidak meninggalkan sisa yang sanggup mengotori daerah pemeliharaan. Kami akan membahas pakan bagi ulat hongkong secara mendalam di artikel berikutnya.