Cara Menciptakan Bibit Kakao Unggul
Bagaimana cara menciptakan bibit kakao unggul? Budidaya tumbuhan kakao sekarang semakin marak dijalankan oleh para petani di Indonesia. Beberapa ada yang membudidayakannya dengan sistem monokultur. Namun tidak sedikit pula petani yang memelihara kakao dengan sistem tumpangsari bersama kopi atau kelapa.
Perkembangbiakkan tumbuhan kakao secara generatif melalui biji. Biji kakao yang gres dikeluarkan dari buahnya harus segera disemai sebab biji tersebut tidak memiliki masa durmansi. Jika tidak, maka sanggup dipastikan bahwa benih ini akan mati sehingga tidak sanggup dikecambahkan. Mengenai tata cara menentukan benih yang unggul, Anda sanggup mempelajarinya di sini.
Paling tidak terdapat dua macam teknik yang sanggup dilakukan untuk menciptakan bibit kakao. Pertama yakni mengecambahkan benih di dalam karung goni. Dan yang kedua yaitu menyemai biji pribadi dengan media pasir di bedengan. Marilah kita pelajari kedua teknik tersebut bersama-sama!
Teknik 1. Membuat Bibit Kakao dengan Karung Goni
Secara garis besar, proses pengecambahan biji kakao menggunakan karung goni jauh lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan bedengan. Proses ini biasanya dilakukan di daerah yang terbuka. Permukaan tanah yang akan digunakan untuk menyimpan karung goni perlu diratakan terlebih dahulu. Kemudian beri lapisan batubata sehingga air tidak bakal tergenang dan mengenai pribadi karung goni.
Sebelum sanggup dipakai, karung goni harus direndam terlebih dahulu di dalam larutan pestisida untuk membersihkannya. Kemudian hamparkan karung tersebut dengan posisi mengarah ke utara dan selatan. Setiap karung goni nantinya sanggup menampung biji kakao sebanyak kurang lebih 1200 biji bila jarak antar bijinya 2 x 3 cm. Setelah itu, letakkan biji di atas karung goni satu per satu dengan jarak sesuai perencanaan. Setelah semua biji final dipindahkan, hamparan biji tersebut menggunakan karung goni basah.
Perawatan selama masa pengecambahan dilakukan dengan menyiram biji-biji kakao sebanyak 2 kali/hari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jika sedang turun hujan, penyiraman sebaiknya tidak dilaksanakan. Usahakan karung goni tidak mendapat sinar matahari langsung. Caranya, Anda sanggup memasang naungan sementara dari jerami, alang-alang, daun tebu, atau daun kelapa di atas daerah pembibitan. Pemasangan naungan lebih baik menghadap ke arah timur dan miring ke barat.
Pada hari keempat, kecambah kakao biasanya sudah bermunculan. Kecambah tersebut sudah memiliki akar sepanjang 1,5-2 mm. Anda sanggup pribadi menanamnya di dalam polybag. Lakukan proses penanaman benih dengan hati-hati semoga tidak merusak sistem perakarannya. Lalu Anda sanggup menyiram benih ini dengan air secukupnya.
Teknik 2. Membuat Bibit Kakao dengan Karung Goni
Tanah yang akan dibangun bedengan perlu diolah sedemikian rupa untuk membersihkannya dari gulma dan bebatuan. Setelah bedengan dibentuk dengan arah hadap ke utara dan selatan, ratakan potongan permukaan atasnya serta berikan penyangga di samping kanan dan kiri menggunakan kayu, bambu, atau batubata. Taburkan pasir yang telah diayak di atas bedengan sampai ketebalannya mencapai 10-15 cm.
Tanamkan biji kakao ke dalam bedengan dengan jarak tanam 1 x 3 cm atau 3 x 5 cm. Posisi penanaman biji harus sempurna yakni potongan yang runcing menghadap ke atas. Pemeliharaan benih selama di bedengan sanggup dilakukan dengan cara menyiramnya setiap pagi dan sore hari. Guna mencegah serangan hama dan penyakit, lakukan penyemprotan menggunakan pestisida dengan konsentrasi 0,2 persen.
Apabila potongan kotiledon tanaman kakao sudah muncul di atas pasir, benih sanggup dipindahkan ke dalam polybag. Pada dasarnya, proses pemindahan ini sama dengan langkah-langkah yang harus dilakukan ketika Anda ingin memindahkan kecambah di karung goni ke polybag. Namun prosesnya harus dilakukan lebih hati-hati, terutama dikala mencabut benih kakao ini. Hindari memindahkan benih dalam waktu yang terlalu usang contohnya hipokotil telah memanjang serta kotiledon-nya sudah terbuka.