Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budidaya Cara Menanam Temulawak Dengan Tepat

Bagaimana cara menanam temulawak? Pada dasarnya, tumbuhan temulawak akan tumbuh dengan baik kalau ditanam di lahan yang teduh dan terhindari dari sinar matahari. Sebagai tumbuhan tropis, temulawak mempunyai daya tahan yang tinggi. Budidaya temulawak sebaiknya dilaksanakan di kawasan yang terletak pada ketinggian antara 10-750 m dpl. Faktanya temulawak yang ditanam di dataran tinggi mempunyai kandungan minyak atsiri yang lebih sedikit. Suhu udara yang manis berkisar antara 19-30 derajat celsius. Sedangkan curah hujan yang dibutuhkannya sekitar 1000-4000 mm/tahun.

Tumbuhan temulawak mempunyai sistem perakaran yang sanggup menyesuaikan diri dengan tanah berpasir, mengandung kapur, atau tanah liat. Namun pertumbuhannya akan jauh lebih optimal kalau tumbuhan ini dibudidayakan di tanah yang gembur, subur, dan mempunyai drainase yang baik. Oleh alasannya itu, sebelum bibit temulawak ditanam, perlu dilakukan upaya pengolahan lahan serta proteksi pupuk organik dan pupuk anorganik. Kandungan materi organik pada tanah akan mencegah timbulnya genangan air.

 tumbuhan temulawak akan tumbuh dengan baik kalau ditanam di lahan yang teduh dan terhindari Budidaya Cara Menanam Temulawak dengan Tepat

Perbanyakan Bibit

Proses perkembangbiakkan temulawak biasanya dilakukan melalui rimpang. Anda sanggup memakai rimpang indukan atau rimpang anakan. Jumlah kebutuhan rimpang indukan ialah 1500-2000 kg/hektar dan rimpang anakan mencapai 500-700 kg/hektar. Rimpang yang akan dipakai sebagai bibit wajib diambil dari tumbuhan yang sudah berusia 10-12 bulan dan kondisinya sehat.

Untuk membuat bibit, bongkarlah tumbuhan indukan kemudian bersihkan rimpang dari kotoran dan akar. Kemudian pisahkan antara rimpang indukan dan rimpang anakan. Rimpang indukan lantas dibelah menjadi 4 kepingan yang masing-masing mengandung 2-3 mata tunas. Setelah potongan tadi dijemur selama 3-4 jam dalam waktu 4-6 hari berturut-turut. Sedangkan untuk rimpang anakan perlu disimpan di dalam ruangan yang lembab dan gelap selama 1-2 bulan hingga tumbuh tunasnya. Rimpang yang telah bertunas kemudian dipotong menjadi beberapa bagian, di mana setiap potongannya mempunyai 2-3 mata tunas.

Pengolahan Tanah

Penanaman temulawak sanggup dilakukan di tegalan, kebun, atau pekarangan. Lahan harus disiapkan setidaknya 30 hari sebelum proses penanaman dimulai. Adapun caranya yaitu gulma yang tumbuh di lahan perlu disiangi hingga bersih. Kemudian cangkul tanah tersebut hingga kedalaman 30 cm semoga gembur.

Buat bedengan dengan ukuran lebar 120-200 cm, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30-40 m. Lalu masukkan 1-2 kg pupuk sangkar ke dalam masing-masing lubang tanam. Makara kebutuhan pupuk sangkar mencapai 20-25 ton/hektar, di mana setiap hektar lahan sanggup ditanami temulawak sebanyak 20.000-25.000 tanaman.

Penanaman Bibit

Bibit temulawak sebaiknya ditanam di awal animo penghujan, baik dilakukan secara monokultur maupun tumpangsari. Lubang tanam dibentuk di atas bedengan dengan ukuran 30 x 30 cm dan kedalaman 60 cm. Sedangkan jarak antara lubang tanam yang baik ialah 60 x 60 cm. Bibit temulawak lantas ditanamkan ke dalam lubang tanam dengan mengatur posisi mata tunasnya menghadap ke atas. Kemudian timbun bibit tersebut kembali dengan tanah setebal 10 cm.

Pemanenan Rimpang

Rimpang temulawak sanggup dipanen sesudah tumbuhan berusia sekitar 9-10 bulan. Pemanenan sebaiknya hanya dilakukan di animo kemarau alasannya pada animo penghujan kualitasnya akan menurun akhir banyak mengandung air. Ciri-ciri tumbuhan yang layak dipanen ialah daun dan kepingan tumbuhan lainnya sudah menguning dan tampak kering serta rimpangnya berukuran besar dan berwarna kuning kecokelatan. Proses pemanenan dilakukan dengan menggali tanah di sekitar rumpun temulawak terlebih dahulu, kemudian rumpun tumbuhan tadi diangkat bersama kepingan akarnya.