Teknik Pengawetan Bawang Merah Yang Benar
Bagaimanakah teknik pengawetan bawang merah yang benar? Sebagai tumbuhan bumbu utama dalam kuliner Asia, harga bawang merah terbilang cukup mahal. Sayangnya daya simpan umbi ini tidak terlalu lama. Bawang merah cepat mengalami kerusakan pada faktor fisiologis dan mikrobiologinya. Hal ini dikarenakan lebih dari 80% bagiannya mengandung air.
Kerusakan pada bawang merah yang biasanya disebabkan oleh acara jamur dan bakteri. Serangannya sanggup dilihat dari munculnya bintik-bintik berwarna hitam pada permukaan umbi. Bawang merah yang telah mengalami kerusakan menyebabkan harga jualnya menurun dan kandungan gizi di dalamnya pun berkurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Anda sanggup mengawetkan bawang merah dengan teknik-teknik sebagai berikut :
Pengawetan Melalui Penjemuran
Pengawetan bawang merah melalui penjemuran bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya. Kadar air yang ideal semoga umbi lebih abadi berkisar antara 10-20 persen. Pengeringan sanggup diletakkan dengan menghamparkan bawang merah di para-para, kemudian menjemurnya di bawah terik matahari selama 2-5 hari. Bisa juga dengan memanfaatkan mesin panggangan untuk mengurangi kadar air tersebut.
Setelah bawang merah dijemur, selanjutnya umbi-umbi tersebut diasapi memakai materi bakar berupa kayu, sabut dan tempurung kelapa, atau bonggol jagung manis. Setelah itu, bawang merah yang sudah cukup kering ini disortir berdasarkan ukuran dan kondisinya. Di pasaran, harga umbi bawang merah yang berukuran besar jauh lebih mahal dibandingkan dengan umbi yang ukurannya kecil.
Pengawetan Melalui Pengasapan
Saat ini telah ditemukan metode pengawetan melalui teknik pengasapan memakai welirang dioksida. Perlu diketahui, welirang dioksida merupakan zat kimia yang tidak berwarna, larut dalam air, dan tergolong sebagai asam yang bersifat desinfektan. Oleh lantaran itu, zat ini sanggup digunakan untuk mencegah reaksi dan pertumbuhan mikro organisme yang sanggup menyebabkan perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan.
Dalam aplikasinya, konsentrasi welirang dioksida yang diharapkan berkisar antara 500-2000 ppm, dianjurkan 1000 ppm selama 30 menit. Semakin banyak konsentrasi welirang dioksida yang dipakai, maka daya tahannya pun akan semakin usang dan teksturnya pun akan semakin keras. Secara prinsip, teknik pengasapannya juga masih sama menyerupai metode di atas yaitu bawang merah ditaruh di atas para-para dan diasapi dari arah bawah. Sayangnya teknik ini menyebabkan hilangnya vitamin B1 dan kerusakan zat alicin yang terkandung di dalam bawang merah.