Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Budidaya Jambu Biji Di Dataran Tinggi

Psidium Guajava L atau dikenal dengan nama jambu biji yakni sejenis tumbuhan perdu yang dibudidayakan untuk diambil penggalan buahnya. Tanaman yang juga sering disebut dengan jambu klutuk, jambu siki, atau jambu kerikil ini berasal dari Brazil, dan menyebar ke Indonesia melalui Thailand. Selain dipetik buahnya, penggalan daun tumbuhan ini juga sering dipakai sebagai obat diare yang terbukti manjur.
Secara prinsip, jambu biji sanggup ditanam pada ketinggian 5-1200 meter dpl bersuhu 23-28 C. Tanaman ini paling menyukai tanah yang mengandung unsur nitrogen dan materi organik serta bertekstur sedikit liat agak berpasir dengan tingkat keasaman mencapai 4,5-8,2 derajat. Sementara curah hujan yang diharapkan berkisar antara 1000-2000 mm tiap tahunnya.
Berikut ini langkah-langkah membudidayakan jambu biji :
Langkah 1 : Tahap Pembibitan
Pada umumnya, pembibitan jambu biji dilakukan dengan sistem cangkok, okulasi, dan biji. Hanya saja, pembibitan melalui biji ini akan memakan waktu yang lebih usang dari metode lainnya lantaran perlu menunggu bakal tumbuhan tumbuh dengan ukuran cukup tinggi sebelum dipindahkan ke lahan penanaman. Bibit yang berkualitas baik sanggup didapatkan dari tumbuhan indukan yang sehat, berusia cukup, dan tumbuh secara normal.
Pada artikel budidaya kali ini, kami tidak akan membahas perihal mekanisme pembuatan bibit tanaman. Lebih mudah, anda sanggup mendapat bibit jambu biji di toko pertanian dengan harga sekitar Rp 5.000/bibit. Hal ini akan memangkas waktu yang cukup banyak lantaran anda hanya perlu berfokus pada perawatan tanaman. Sehingga proses budidaya pun sanggup berjalan lebih efektif.
Langkah 2 : Tahap Penyiapan Lahan
Lahan untuk penanaman jambu biji perlu dibersihkan terlebih dahulu dari gulma yang sanggup menganggu pertumbuhannya. Lahan juga perlu dicangkul sedalam 20-30 cm untuk memastikan teksturnya gembur dan remah. Jangan lupa singkirkan semua kotoran yang sanggup mengganggu pertumbuhan tanaman, termasuk bekas akar tumbuhan lain.
Selanjutnya, lahan diberikan pupuk sangkar sebanyak 4 kg/m2 dan diaduk kembali biar tercampur rata. Lahan yang telah subur ini kemudian dibentuk beberapa bedengan masing-masing berjarak 1 m yang membujur dari utara ke selatan, dengan lebar 3 m dan tinggi 30 cm. Sedangkan lubang penanaman yang harus dibentuk mempunyai ukuran 1 x 1 x 0,8 m dengan jarak 4 x 4 m.
Langkah 3 : Tahap Penanaman
Bibit-bibit jambu biji yang telah terkumpul kemudian dikeluarkan dari polybag-nya. Hindari mencabut tumbuhan begitu saja dari polybag lantaran berpotensi besar sanggup merusak sistem perakaran tumbuhan tersebut. Cara yang benar ialah dengan merobek/menggunting polybag, kemudian segera tanamkan bibit tersebut ke lubang-lubang penanaman. Dalam satu lubang penanaman cukup ditaruh satu bibit biar pertumbuhannya sanggup optimal.
Setelah seluruh bibit final ditanamkan, berikutnya yakni memasang atap peneduh berbahan plastik per bedengan. Tujuannya untuk melindungi bibit dari curah hujan tinggi yang sanggup merusaknya. Atap dipasang secara miring, di mana penggalan timur lebih tinggi dibandingkan penggalan barat. Hal ini dimaksudkan biar sinar matahari pagi sanggup masuk secara optimal menerpa tanaman.
Langkah 4 : Tahap Perawatan Tanaman
Bentuk perawatan sehari-hari yakni memastikan lahan bebas gulma, setidaknya pada jarak 1 meter dari bibit tanaman. Pada dasarnya, jambu biji tidak terlalu banyak membutuhkan air. Makara frekuensi penyiraman sanggup diubahsuaikan dengan intensitas hujan. Bahkan di dataran tinggi, budidaya jambu biji tidak memerlukan penyiraman flora secara manual lantaran kebutuhan air sudah sangat mencukupi.
Pemupukan pada usia 0-1 tahun sesudah penanaman menggunakan pupuk sangkar 40 kg, pupuk TSP 50 kg, pupuk urea 100 gram, dan pupuk ZK 20 gram untuk masing-masing tumbuhan jambu biji. Selanjutnya ketika tumbuhan berumur 1-3 tahun, pupuk yang diberikan berupa pupuk NPK 250 gram dan pupuk TSP 250 gram untuk masing-masing pohon. Pola pemupukan ibarat ini sanggup dilakukan setiap 3 bulan sekali selama tumbuhan berada dalam masa budidaya.
Setelah waktu 3 tahun penanaman biasanya kondisi kesuburan tanah di lahan tersebut akan menurun. Untuk itu, diharapkan pemupukan ulang menggunakan pupuk sangkar dengan takaran 4 kg/pohon. Idealnya, pupuk diberikan ketika pagi hari di mana sikap tumbuhan mulai aktif kembali.
Adapun teknik menawarkan pupuk NPK yang benar yakni menanamkannya di tanah sejauh 30 cm dari batang tanaman. Sedangkan untuk pinjaman pupuk sangkar dilakukan dengan menanamkannya sempurna di sekeliling batang utama sedalam 30-40 cm. Pemberian takaran pupuk harus sesuai petunjuk dan dihentikan asal-asalan, lantaran sanggup mengakibatkan perubahan sifat pupuk menjadi racun.
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman-tanaman jambu biji yang tumbuh tidak normal, terjangkit penyakit, atau bahkan mati. Penyulaman harus dilakukan sesegera mungkin biar seluruh lahan sanggup dimanfaatkan dengan maksimal. Adapun mekanisme penyulaman ini ibarat mirip penanaman awal, yakni bibit yang gagal disingkirkan kemudian dibuatkan lagi lubang penanaman. Berikutnya, tanamkan bibit jambu biji gres ke dalam lubang penanaman tadi.
Langkah 5 : Tahap Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama-hama yang menyerang pohon jambu biji antara lain ulat daun, ulat keket, semut, tikus, kelelawar, tupai, ulat putih, ulat penggerek batang, dan ulat jengkal. Untuk mengatasinya sanggup memanfaatkan predator alami, melindungi buah dengan membungkusnya menggunakan plastik, serta menyemprotkan pestisida dan insektisida sesuai gejala-gejala yang muncul.
Sementara itu, penyakit-penyakit pada tumbuhan jambu biji biasanya disebabkan oleh ganggang, jamur, dan cendawan. Untuk langkah pengendaliannya, anda sanggup menyemprotkan fungisida sesuai tanda-tanda yang terlihat.
Langkah 6 : Tahap Pemanenan
Secara garis besar, tumbuhan jambu biji yang dikembanbiakan melalui cangkok dan okulasi akan mulai berbuah pada umur 6 bulan semenjak penanaman. Lain lagi dengan tumbuhan yang dibudidayakan melalui biji, maka pembodobomya sanggup lebih usang yaitu mulai dilakukan sesudah tumbuhan berusia 2-3 tahun. Sama ibarat melon, ciri-ciri buah jambu biji yang telah siap panen yakni warnanya hijau keputih-putihan, teksturnya lebih empuk, aromanya harum khas buah matang, dan rasanya bagus dengan sedikit masam.
Prosedur pemanenan buah jambu biji yang paling baik yakni dipetik beserta tangkai buahnya. Sebaiknya proses ini dilakukan ketika tingkat kematangan buah masih berada dalam kondisi 80-90 persen untuk mencegah terjadinya kebusukan selama proses distribusi. Buah-buah yang sudah terkumpul harus segera disortir menurut kualitas dan dikemas sedemikian rupa, untuk kemudian disebar ke pasaran.
Langkah 7 : Tahap Pemangkasan
Setelah proses pemanenan final dilakukan, selanjutnya yakni memangkas tanaman-tanaman jambu biji. Tujuannya yaitu untuk merangsang tumbuhan biar menumbuhkan tunas yang gres lagi sehingga sanggup lebih cepat berbuah. Pemangkasan dilakukan pada ranting-ranting pohon yang berusia cukup bau tanah dan kurang produktif.