Pellet Murah Apung Sistem Fermentasi
PELLET MURAH APUNG SISTEM FERMENTASI
Harga pellet eceran tembus Rp 8000 -8500 /kg ? atau sudah naik lagi tembus Rp 10.000/kg ?Walah, bikin pusing petani ikan. Dengan perkiraan harga jual , missal ikan lele di peternak hanya Rp 12.000 – 13.000 /kg , Peternak sanggup apa ? Belum di kurangi biaya bibit, ya kalau ndak banyak yang mati, belum listrik, obat obatan dan tenaga kerja, margin yang di sanggup sangat minim atau malah tekor…..
Kondisi ini sesungguhnya sangat memalukan terjadi di Bumi Indonesia, Negara maritime sekaligus agraris tapi minim konsep. Hingga krisis dalam semua bidang, otak kapitalis para pejabat yang dengan sukarela mengakibatkan dirinya jongos pengutip fee, tapi mengorbankan kepentingan bangsa , terutama pemilik negeri ini RAKYAT INDONESIA.
Wis ndak kedawan…rasah mikir calon penghuni neraka, penjual martabat bangsa, engko rak yo mati dewe…..seleksi alam…
Solusinya gimana ? yo buat pellet sendiri no mas….
PELLET APUNG
Mengapa pellet bisa mengapung ? lantaran pada padatan pellet ini di dlamnya terbentuk rongga rongga yang menjebak udara di dalamnya sehingga bisa ngapung.
Pada mesin ekstruder materi pakan yang terbawa oleh screw/ulir yang bergerak pada putaran tertentu saling bergesekan dengan dinding baja tubuh mesin. Sehingga memadat pada tekanan tinggi , lantaran ujung cetakan pengeluaran yang berukuran kecil, ini menghasilkan sumber panas yang bisa mencapai di atas 100 derajat celcius, pada kndisi ini maka kadar air pada materi pellet yang masih tersisa akan menguap saking panasnya effek ukiran ulir dan kecepatan putaran.
Pada mesin pabrik, pellet yang terbentuk pribadi masuk ke rotary dryer yang berjalan otomatis, sehabis lepas pada tahap pemanasan /pengeringan ke dua ini makan pellet pribadi bisa di kemas.
Satu set ornament mesin semacam ini invesnya bisa milyaran rupiah, hanya pabrik yang mampu. Tapi itu apa sudah tidak bisa di modifikasi lagi ? Pasti bisa…..
Seperti mesin pellet ekstruder buatan mas Fajar Zahari dari semarang, dengan harga minimal 60 juta, ini terggantung kapasitas produksi 100 kg/jam atau 200kg/jam beda lagi harganya. Meski Nampak terlihat mahal , harga segitu sudah termasuk murah meriah di bandingkan yang produk luar negeri.
Dulu saya pernah Tanya pada suatu perusahaan yang membikin mesin ibarat di atas, dengan kapasitas produksi 100 kg/jam harganya 140 juta…..
Jika ingin serius minat dengan mesin ekstruder ini bisa pribadi add saja akun facebook ibarat namanya Fajar Zahari. Saya sudah lihat mesinnya dan sudah lihat hasil pelletnya…mantap wes..
Berani bersaing dengan produk pabrikan.
Dalam kndisi kadar air 15-20% masih terasa panas dan pellet belum keras, di masukan air pribadi terapung…dan tidak hancur di tunggui 1-2 jam tidak karam itu pellet. Gimana lagi kalau sudah kering ?
welah josss tenan……Monggo di order……
FERMENTASI
Proses perombakan serat bergairah selullosa oleh kuman asam laktat, menguraikan ikatan rangkap atau kompleks menjadi ikatan sederhana atau terbuka. Selama proses berlangsung BAL yang sedang bekerja tidak terlihat secara kasatmata oleh penglihatan mata, lantaran kalau di amati materi yang sedang dip roses ,tidak terjadi perubahan apapun pada permukaan benda.
Tapi kalau di amati lebih teliti , dengan sebuah alat, maka tekstur benda ini menjadi gampang rapuh, lantaran ikatan serat kasarnya telah terurai atau terputuskan. Hingga dalam struktur benda padat materi yang terfermentasi tercipta ruang kosong yang di tempati oleh udara.
Sistem kerja ibarat yang di terangkan di atas tersebut bekerjsama yang perlu kita modifikasi, prinsip teknologinya ibarat itu, sebagai sebuah sasaran , seandainya materi ibarat ini di jadikan bentuk pellet maka kemungkinan untuk mengapung semakin besar, tentu masih perlu dengan perlakuaan lainnya lagi, tapi prinsipnya ibarat itu, semoga gampang di pahami.
Pellet apung system fermentasi ini sudah di praktekan dan di buktikan oleh dinas Jepara , dan (saya terinspirasi risikonya )bisa mengapung 30-60 menit. Tentang nilai nutrisinya , yo tinggal di formulakan saja materi pakan yang mau di pakai buat pellet, sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi setiap jenis ikan dan usianya.
Proses pencetakan pellet bisa memakai mesin giling daging, ukuran pellet bisa di sesuaikan dengan kebutuhan, atau pake mesin pellet biasa yang bukan ekstruder dengan kapasitas produksi 200kg/jam.
Soal formula pakan kebutuhan nutrisi pakan antara ikan herbivore/pemakan tumbuhan dan omnivore pemakan segala ( mujaer, nila, gurami, patin,tawes ,bawal ) protein 20-25% energy metablisme 2600-2700 kcal/kg, berbeda dengan ikan carnivore pemakan daging missal lele perlu cp 30% em 2800-2900 kcal/kg atau belut sidat, kerapu perlu nutrisi yang lebih tinggi lagi protein 40-60% em 3000-4000 kcal/kg
harus di pahami dulu hal itu biar tidak terjadi salah formulasi.
Formula istimewa dengan nilai nutrisi super joss > 40% proteinya, memerlukan materi pakan penyusun yang juga istimewa, buat yang hanya punya materi pakan pas pasan, rasah ngimpi….
Contoh formulasi pakan ikan herbivore :
Ketela pohon 15 kg
Bekatul 36 kg
Bungkil kacang tanah 30 kg
Tepung ikan 10 kg
Minyak ikan 4 kg
tetes 1 kg
Premix / Top Mix 4 kg
Formula ini nilai nutrisi :
Protein 21,5%
Energi metabolism 2865 kcal/kg
Formula pakan gurami dari mas Edi Santosa Purbalingga :
20 kg ikan runcah giling
30 kg bekatul
20 kg ampas tahu
30 kg mie/bihun sortiran
25 kg tepung jagung
Formula ini di fermentasi sehari kemudian di cetak pellet
Formula pakan ikan gurami mas Muhammad Azwar Banjarnegara :
100 kg ikan juwi
100 kg bekatul
20 kg ampas kedelei
25 kg mie basah
3 Ons ragi
500 mg vitamin C
Formulasi pakan ikan lele :
Jagung 26,5 kg
Bungkil kacang tanah 49 kg
Tepung ikan 16 kg
Minyak ikan 4,5 kg
Premix / Top mix 4 kg
Nilai nutrisi :
Protein 29,9 %
Energi metabolism 2810 kcal/kg
Untuk formulasi pakan ikan sidat, belut, kerapu di hitung sendiri ya formulanya, caranya gimana sudah tak jelaskan di blog ini juga judulnya “ Cara menghitung formula pakan “
di sinau tho….ojo malesan…..
Pertannyaanya , apakah materi pakannya harus sama persis ibarat di atas ? yo tidak lah, gunakan materi pakan local yang banyak di tempat masing masing, wes ndang berguru kreatif….
PROSES PELLETING NORMAL
1. Semua materi yang di gunakan harus di buat bentuk mash atau tepung
2. Aduk dengan mesin mixer terpisah, sampai homogeny, termasuk materi perekat 5% dan m ikan
3. Masuk ke mixer yang satu rangkaian dengan mesin ekstruder, dan dikala ini penambahan air 2% kalau masih di perlukan.
4. Setelah di rasa pengadukan sudah rata maka tutup lubang mixer di buka, sampai campurn materi pakan bertahap masuk dalam pecahan screw
5. Bahan pakan dalam screw di padatkan dalam tekanan dan putaran tinggi mengalir ke ujung cetakan, saking panasnya effek putaran maka air dan minyak sebagian di ubah dalam bentuk uap.
6. Pellet yang sudah jadi tinggal di jemur atau di oven, kalau dikala pencampuran pakan minyak ikan belum di masukan maka pada dikala pengeringan panggangan inilah minyak di semprotkan kabut pada pellet dan system ini memerlukan materi pengawet biar m ikan tidak memancing pakan jadi tengik.
PROSES PELLETING SISTEM FERMENTASI
Pada formula pakan ikan herbivore
1. Semua materi ketela pohon, bekatul, bungkil kacang tanah, t ikan, premix, tetes, semua dalah keadaan sudah tepung, campur aduk sampai rata, termasuk materi perekat t terigu/sagu/kanji 5 kg.
2. Siram dengan air mendidih 1-2 liter, kemudian aduk aduk lagi, sehabis dingin, campurkan ragi, kemudian aduk kembali, sehabis itu hamparkan hasil adukan pada terpal atau drum plastic.
3. Jika pake terpal, kemudian tutupi dengan terpal lagi skema atasnya , pada tepi bawah beri susunan kerikil bata semua tepinya dan pecahan tengah beri pemberat kerikil bata 5 buah sebar merata.
4. Lama fermentasi 1-2 hari
5. Setelah lewat masa fermentasi , angin anginkan 1 jam kemudian pribadi di cetak pellet.
6. Keringkan sinar matahari atau di oven, hasil terbagus di oven, pada dikala inilah minyak ikan masuk, semprotkan kabut pada pellet yang masih basah. Jika system ini yang di lakukan maka perlu perhiasan materi pengawet BHT Butylated Hydrxy Toluen, BHA Butylated Hydroxy Anisol, Octy Galate, Tokoferol, Etoksykusin, Propyl Gallate, pilih salah satu, takaran 0,10% .
7. Proses pengemasan sehabis kering KA 8-10%, kemasan berlapis plasti di dalamnya gres masuk ke sak bagor pakan, ini untuk meminimaliskan kemungkinan oksidasi.
Wes gek di jajal……
Grup facebook : ayam kresing super 2
Twitter : @betha_sutrisno
Blog : pertaniankoq.blogspot.com
Email : betha_sutrisno@yahoo.co.id
HP 085229779252
Harga pellet eceran tembus Rp 8000 -8500 /kg ? atau sudah naik lagi tembus Rp 10.000/kg ?Walah, bikin pusing petani ikan. Dengan perkiraan harga jual , missal ikan lele di peternak hanya Rp 12.000 – 13.000 /kg , Peternak sanggup apa ? Belum di kurangi biaya bibit, ya kalau ndak banyak yang mati, belum listrik, obat obatan dan tenaga kerja, margin yang di sanggup sangat minim atau malah tekor…..
Kondisi ini sesungguhnya sangat memalukan terjadi di Bumi Indonesia, Negara maritime sekaligus agraris tapi minim konsep. Hingga krisis dalam semua bidang, otak kapitalis para pejabat yang dengan sukarela mengakibatkan dirinya jongos pengutip fee, tapi mengorbankan kepentingan bangsa , terutama pemilik negeri ini RAKYAT INDONESIA.
Wis ndak kedawan…rasah mikir calon penghuni neraka, penjual martabat bangsa, engko rak yo mati dewe…..seleksi alam…
Solusinya gimana ? yo buat pellet sendiri no mas….
PELLET APUNG
Mengapa pellet bisa mengapung ? lantaran pada padatan pellet ini di dlamnya terbentuk rongga rongga yang menjebak udara di dalamnya sehingga bisa ngapung.
Pada mesin ekstruder materi pakan yang terbawa oleh screw/ulir yang bergerak pada putaran tertentu saling bergesekan dengan dinding baja tubuh mesin. Sehingga memadat pada tekanan tinggi , lantaran ujung cetakan pengeluaran yang berukuran kecil, ini menghasilkan sumber panas yang bisa mencapai di atas 100 derajat celcius, pada kndisi ini maka kadar air pada materi pellet yang masih tersisa akan menguap saking panasnya effek ukiran ulir dan kecepatan putaran.
Pada mesin pabrik, pellet yang terbentuk pribadi masuk ke rotary dryer yang berjalan otomatis, sehabis lepas pada tahap pemanasan /pengeringan ke dua ini makan pellet pribadi bisa di kemas.
Satu set ornament mesin semacam ini invesnya bisa milyaran rupiah, hanya pabrik yang mampu. Tapi itu apa sudah tidak bisa di modifikasi lagi ? Pasti bisa…..
Seperti mesin pellet ekstruder buatan mas Fajar Zahari dari semarang, dengan harga minimal 60 juta, ini terggantung kapasitas produksi 100 kg/jam atau 200kg/jam beda lagi harganya. Meski Nampak terlihat mahal , harga segitu sudah termasuk murah meriah di bandingkan yang produk luar negeri.
Dulu saya pernah Tanya pada suatu perusahaan yang membikin mesin ibarat di atas, dengan kapasitas produksi 100 kg/jam harganya 140 juta…..
Jika ingin serius minat dengan mesin ekstruder ini bisa pribadi add saja akun facebook ibarat namanya Fajar Zahari. Saya sudah lihat mesinnya dan sudah lihat hasil pelletnya…mantap wes..
Berani bersaing dengan produk pabrikan.
Dalam kndisi kadar air 15-20% masih terasa panas dan pellet belum keras, di masukan air pribadi terapung…dan tidak hancur di tunggui 1-2 jam tidak karam itu pellet. Gimana lagi kalau sudah kering ?
welah josss tenan……Monggo di order……
FERMENTASI
Proses perombakan serat bergairah selullosa oleh kuman asam laktat, menguraikan ikatan rangkap atau kompleks menjadi ikatan sederhana atau terbuka. Selama proses berlangsung BAL yang sedang bekerja tidak terlihat secara kasatmata oleh penglihatan mata, lantaran kalau di amati materi yang sedang dip roses ,tidak terjadi perubahan apapun pada permukaan benda.
Tapi kalau di amati lebih teliti , dengan sebuah alat, maka tekstur benda ini menjadi gampang rapuh, lantaran ikatan serat kasarnya telah terurai atau terputuskan. Hingga dalam struktur benda padat materi yang terfermentasi tercipta ruang kosong yang di tempati oleh udara.
Sistem kerja ibarat yang di terangkan di atas tersebut bekerjsama yang perlu kita modifikasi, prinsip teknologinya ibarat itu, sebagai sebuah sasaran , seandainya materi ibarat ini di jadikan bentuk pellet maka kemungkinan untuk mengapung semakin besar, tentu masih perlu dengan perlakuaan lainnya lagi, tapi prinsipnya ibarat itu, semoga gampang di pahami.
Pellet apung system fermentasi ini sudah di praktekan dan di buktikan oleh dinas Jepara , dan (saya terinspirasi risikonya )bisa mengapung 30-60 menit. Tentang nilai nutrisinya , yo tinggal di formulakan saja materi pakan yang mau di pakai buat pellet, sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi setiap jenis ikan dan usianya.
Proses pencetakan pellet bisa memakai mesin giling daging, ukuran pellet bisa di sesuaikan dengan kebutuhan, atau pake mesin pellet biasa yang bukan ekstruder dengan kapasitas produksi 200kg/jam.
Soal formula pakan kebutuhan nutrisi pakan antara ikan herbivore/pemakan tumbuhan dan omnivore pemakan segala ( mujaer, nila, gurami, patin,tawes ,bawal ) protein 20-25% energy metablisme 2600-2700 kcal/kg, berbeda dengan ikan carnivore pemakan daging missal lele perlu cp 30% em 2800-2900 kcal/kg atau belut sidat, kerapu perlu nutrisi yang lebih tinggi lagi protein 40-60% em 3000-4000 kcal/kg
harus di pahami dulu hal itu biar tidak terjadi salah formulasi.
Formula istimewa dengan nilai nutrisi super joss > 40% proteinya, memerlukan materi pakan penyusun yang juga istimewa, buat yang hanya punya materi pakan pas pasan, rasah ngimpi….
Contoh formulasi pakan ikan herbivore :
Ketela pohon 15 kg
Bekatul 36 kg
Bungkil kacang tanah 30 kg
Tepung ikan 10 kg
Minyak ikan 4 kg
tetes 1 kg
Premix / Top Mix 4 kg
Formula ini nilai nutrisi :
Protein 21,5%
Energi metabolism 2865 kcal/kg
Formula pakan gurami dari mas Edi Santosa Purbalingga :
20 kg ikan runcah giling
30 kg bekatul
20 kg ampas tahu
30 kg mie/bihun sortiran
25 kg tepung jagung
Formula ini di fermentasi sehari kemudian di cetak pellet
Formula pakan ikan gurami mas Muhammad Azwar Banjarnegara :
100 kg ikan juwi
100 kg bekatul
20 kg ampas kedelei
25 kg mie basah
3 Ons ragi
500 mg vitamin C
Formulasi pakan ikan lele :
Jagung 26,5 kg
Bungkil kacang tanah 49 kg
Tepung ikan 16 kg
Minyak ikan 4,5 kg
Premix / Top mix 4 kg
Nilai nutrisi :
Protein 29,9 %
Energi metabolism 2810 kcal/kg
Untuk formulasi pakan ikan sidat, belut, kerapu di hitung sendiri ya formulanya, caranya gimana sudah tak jelaskan di blog ini juga judulnya “ Cara menghitung formula pakan “
di sinau tho….ojo malesan…..
Pertannyaanya , apakah materi pakannya harus sama persis ibarat di atas ? yo tidak lah, gunakan materi pakan local yang banyak di tempat masing masing, wes ndang berguru kreatif….
PROSES PELLETING NORMAL
1. Semua materi yang di gunakan harus di buat bentuk mash atau tepung
2. Aduk dengan mesin mixer terpisah, sampai homogeny, termasuk materi perekat 5% dan m ikan
3. Masuk ke mixer yang satu rangkaian dengan mesin ekstruder, dan dikala ini penambahan air 2% kalau masih di perlukan.
4. Setelah di rasa pengadukan sudah rata maka tutup lubang mixer di buka, sampai campurn materi pakan bertahap masuk dalam pecahan screw
5. Bahan pakan dalam screw di padatkan dalam tekanan dan putaran tinggi mengalir ke ujung cetakan, saking panasnya effek putaran maka air dan minyak sebagian di ubah dalam bentuk uap.
6. Pellet yang sudah jadi tinggal di jemur atau di oven, kalau dikala pencampuran pakan minyak ikan belum di masukan maka pada dikala pengeringan panggangan inilah minyak di semprotkan kabut pada pellet dan system ini memerlukan materi pengawet biar m ikan tidak memancing pakan jadi tengik.
PROSES PELLETING SISTEM FERMENTASI
Pada formula pakan ikan herbivore
1. Semua materi ketela pohon, bekatul, bungkil kacang tanah, t ikan, premix, tetes, semua dalah keadaan sudah tepung, campur aduk sampai rata, termasuk materi perekat t terigu/sagu/kanji 5 kg.
2. Siram dengan air mendidih 1-2 liter, kemudian aduk aduk lagi, sehabis dingin, campurkan ragi, kemudian aduk kembali, sehabis itu hamparkan hasil adukan pada terpal atau drum plastic.
3. Jika pake terpal, kemudian tutupi dengan terpal lagi skema atasnya , pada tepi bawah beri susunan kerikil bata semua tepinya dan pecahan tengah beri pemberat kerikil bata 5 buah sebar merata.
4. Lama fermentasi 1-2 hari
5. Setelah lewat masa fermentasi , angin anginkan 1 jam kemudian pribadi di cetak pellet.
6. Keringkan sinar matahari atau di oven, hasil terbagus di oven, pada dikala inilah minyak ikan masuk, semprotkan kabut pada pellet yang masih basah. Jika system ini yang di lakukan maka perlu perhiasan materi pengawet BHT Butylated Hydrxy Toluen, BHA Butylated Hydroxy Anisol, Octy Galate, Tokoferol, Etoksykusin, Propyl Gallate, pilih salah satu, takaran 0,10% .
7. Proses pengemasan sehabis kering KA 8-10%, kemasan berlapis plasti di dalamnya gres masuk ke sak bagor pakan, ini untuk meminimaliskan kemungkinan oksidasi.
Wes gek di jajal……
Grup facebook : ayam kresing super 2
Twitter : @betha_sutrisno
Blog : pertaniankoq.blogspot.com
Email : betha_sutrisno@yahoo.co.id
HP 085229779252