Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perikanan Waduk Gajah Mungkur

Sejarah Waduk Gajah Mungkur - Waduk Gajah Mungkur ialah sebuah waduk dimana posisinya yang terletak 3 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Saat Ini Pengelolaan waduk Gajahmungkur belum se Optimal alasannya kebanyakan masyarakat di Gajah Mungkur cenderung untuk merantau.

Perairan pada  danau gajah mungkur ini dibentuk dengan membendung sungai yang terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Bengawan Solo yang airnya sering mengalami kekeringan di tampung di sebuah waduk berjulukan waduk gajah nmungkur

Waduk Gajah mungkur diMulai dibangun pada final tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Dalam jangka yang relatif sangat cepat sudah ada ratusan desa yang di pindah, Saat Itu dengan  istilah bedol desa.

Waduk Gajah Mungkur dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha di 7 kecamatan. Waduk ini terbilang cukup besar selain untuk kepentingan irigasi gotong royong untuk bidang perikanan potensi waduk tersebut sangat menjanjikan.

Untuk membangun waduk ini pemerintah memindahkan penduduk yang tergusur perairan waduk dengan transmigrasi bedol desa ke Sitiung, wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Perikanan Waduk Gajah Mungkur

 Waduk Gajah Mungkur ialah sebuah waduk dimana posisinya yang terletak  PERIKANAN WADUK GAJAH MUNGKUR
waduk gajahmungkur

Pemanfaatan waduk gajah mungkur dibidang perikanan dibagi menjadi dua, yaitu perikanan budidaya pada keramba jaring apung dan perikanan tangkap.


a.    Perikanan budidaya pada keramba jaring apung


Budidaya ikan dalam keramba jaring apungdi Waduk gajah Mungkur semakin usang semakin berkembang. Pada tahun 1989 terdapat 45 petak KJA, pada tahun 1990 terdapat 250 petak KJA, tahun 2003 terdapat 450 KJA, 

sedangkan pada tahun 2008 terdapat 540 petak KJA. Tiap petak KJA berukuran 6 x 6 meter dengan tinggi 3 meter. Jenis ikan yang dipelihara ialah jenis ikan nila dan ikan patin. Namun sesudah tahun 2000 sampai 2009 jenis ikan yang dipelihara hanya ikan nila, alasannya pertaumbuhannya lebih cepat dan pemaarannya lebih mudah.

Budidaya ikan di waduk gajah Mungkur dilakukan oleh masyarakat dan PT aquafarm. Jumlah kelompok masyarakat pembudidaya ikan system KJA diwaduk gajah mungkur ada 41 kelompok, dengan masing-masing kelompok memiliki 4-45 petak KJA. Saat ini jumlah KJA diwaduk Gajah Mungkur mencapai 1050 petak KJA yang terdiri dari 550 petak KJA milik Masyarakat dan 500 KJA milik PT Aquafarm.

Pemeliharaan nila yang dilakukan masyarakat yaitu 3-4 bulan dengan ukuran ikan dipanen 250-330 gr / ekor. Pemasaran ikan dilakukan oleh kelompok masyarakat yaitu rumah makan dan pasar local Wonogiri. Sedangkan pemeliharaan nila oleh PT aquafarm dilakukan selama 6-7 bulan dengan berat 700-800 gr/ekor. Hasil panen PT Aquafarm diekspor keluar negeri melalui PT Semarang Cold Storage di Semarang.

KJA Waduk Gajah Mungkur


b. Perikanan Tangkap Waduk Gajah Mungkur


Jumlah nelayan di waduk gajah mungku pada tahun 2010 ialah 48 kelompok, dengan jumlah anggota nelayan sebanyak 1260 orang. Produksi perikanan tangkap 2010 sebesar 960 Ton yang didominasi oleh ikan nila, patin dan tawes. 

Alat tangkap yang dipakai mencakup gillnet, branjang, pancing dan perangkap. Hasil tangkapan perorang rata-rata 3-4 kg/perhari.Pada umumnya nelayan Gajah mungkur bukan nelayan tetap, namun ada pekerjaan lain ibarat bertani, berdagang dan lain sebagainya.

Salah satu upaya pemerintah tempat setempat untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap ialah dengan cara penebaran benih ikan. Pada tahun 1981-2009 telah dilakukan penebaran benih ikan sebanyak 4.695.733 ekor ikan yang terdiri dari ikan tawes, nila, patin dan karper. PT Aquafarm dan kelompok nelayan telah menebar ikan sebanyak 846.000 ekor ikan terdiri dari nila, tawes dan patin. 

Pada tahun 2002 Pusat Riset Perikanan Tangkap telah menebar benih ikan sebanyak 30.000 ekor untuk kepentingan penelitian.

Alat tangkap gillnet di Gajah Mungkur


c. Zona konservasi


Upaya konservasi untuk melindungi ikan semoga tetap lestari juga telah dilakukan dengan pemetaan zonasi. Dalam Hal Ini Pemerintah Kabupaten Wonogiri sudah melaksanakan langkah-langkah konservasinya Untuk waduk gajah mungkur.

Langkah tersebut dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 ihwal Retribusi Izin Usaha Perikanan di Perairan Waduk Serba Guna Gajah Mungkur Wonogiri yang didalamnya diatur ihwal peta Zonasi Waduk Gajah mungkur untuk perikanan dan larangan menangkap ikan yang berukuran kurang dari 10 cm dan melepas kembali ikan yang mengalami kebuntingan. Atau sedang mengalami tingkat produktif

Daerah konservasi Waduk Gajah Mungkur

d. Sumberdaya Ikan Waduk Gajah Mungkur


Jenis ikan orisinil di waduk gajah mungkur biasanya tidak berbeda dengan sungai asalnya, yaitu sungai bengawan solo. Di waduk gajah mungkur banyak ditemukan ikan orisinil dan ikan tebaran. Jenis ikan orisinil yang masih sering ditemukan ialah ikan sogo, lukas, nilem, palung, betutu, gabus, karperdan keprek abang.

Jenis ikan tebaran yang sering ditemukan ialah nila, jambal siam, tawes, dan mujair. Jumlah jenis ikan di waduk gajah mungkur mencapai 20 jenis ikan terbanyak didominasi oleh family cyprinidae yang diperoleh dari hasil tangkapan dari aneka macam alat tangkap, diantaranya merupakan ikan konsumsi yang bernilai hemat tinggi ibarat ikan nila, jambal siam dan betutu.


Baca Juga ; Perlunya Penyelamatan Ekosistem Laut