Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Beliau Cara Budidaya Melon Untuk Pemula

Budidaya melon paling elok dilakukan di lahan yang gembur, subur, berhumus, dan mempunyai ketinggian 250-700 meter dpl. Di daerah semacam ini, suhu rata-ratanya bisa mencapai 25-30 C dengan tingkat kelembaban udara berkisar 50-70% yang ideal bagi pertumbuhan melon. Secara teknis, tumbuhan melon membutuhkan terpaan sinar matahari eksklusif selama 10-12 jam/hari dan curah hujan 1500-2000 mm/tahun. Yang menarik, pertumbuhan tumbuhan melon justru akan semakin elok kalau dipelihara di daerah yang mempunyai perbedaan suhu antara siang dan malam yang ekstrim.
Tahukah anda, melon (Cucumis melo) merupakan tumbuhan yang masuk dalam keluarga timun-timunan. Itu sebabnya, melon masih berkerabat erat dengan mentimun, timun suri, blewah, dan semangka. Karakteristik dari tumbuh-tumbuhan di keluarga ini yaitu mempunyai batang yang lunak dan tumbuh secara menjalar di atas tanah.
Di Indonesia, para petani buah melon biasanya membudidayakan 3 varietas melon unggulan yaitu reticalatus, inodorus, dan cantalupensis. Melon reticalatus merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan, di mana cirinya yaitu berbentuk bulat, kulit berwarna hijau dan bertekstur jala, serta daging buah berwarna hijau muda agak jingga. Sedangkan, melon inodorus mempunyai kulit berwarna hijau kekuningan tanpa tekstur jala, berbentuk agak oval, serta daging buah berwarna hijau keputihan agak jingga dan tidak mengeluarkan aroma. Sementara itu, melon cantalupensis mempunyai daging buah berwarna jingga kekuningan, beraroma kuat, dan kulit buahnya bertekstur gelombang/juring.
Tanaman melon dibudidayakan untuk diambil kepingan buahnya. Yap, buah melon memang mempunyai citarasa segar dan aroma yang sangat khas. Banyak orang yang menyukai buah ini, baik untuk dimakan begitu saja maupun diolah menjadi suatu bentuk minuman dan makanan yang menggoda. Buah melon dikenal kaya akan kandungan vitamin.
Di bawah ini merupakan langkah-langkah budidaya melon di lahan terbuka :
1. Perkecambahan
Pada dasarnya, budidaya melon dilakukan secara generatif yakni pemeliharaan melalui biji. Dalam satu hektar lahan, setidaknya anda membutuhkan biji melon sebanyak 16.000-20.000 biji dengan bobot seberat 500-700 gram.
Berbeda dengan sawi sendok/pakcoy, proses budidaya melon dimulai dari mengecambahkan biji-biji melon tersebut sampai berbentuk kecambah yang siap disemai. Sebelum proses ini dilakukan, anda bisa merendam biji-biji tersebut di air hangat yang telah dicampur fungisida sesuai takaran pada kemasan. Tujuannya biar biji menjadi suci hama dan tahan terhadap penyakit.
Proses pembuatan kecambah melon dilakukan di atas kain/kertas yang sudah dibasahi air. Tebarkan biji-biji melon ke kain tersebut secara acak dan merata, kemudian tunggu sekitar 1-2 hari. Selama proses ini dilakukan, kain sebagai media kecambah harus selalu dalam kondisi basah.
2. Persemaian
Proses persemaian bisa dilakukan dengan media polybag, kotak kayu, atau lahan berpayung. Media tersebut selanjutnya diisi dengan gabungan tanah dan pupuk kompos berkomposisi 2:1. Aduk-aduk sebentar biar media persemaian tersebut tercampur rata dan bertekstur gembur. Terakhir, tanamkan kecambah-kecambah melon di lubang berkedalaman 1-2 cm dan berjarak 5x5 cm.
Agar bibit-bibit yang disemai terlindung dari sinar matahari dan curah hujan, lindungi daerah persemaian menggunakan sungkup/atap dari plastik bening. Secara rutin, media tanah untuk persemaian biji ini harus dikontrol tingkat kelembabannya dengan menyiram menggunakan air secukupnya secara teratur. Proses ini dilakukan selama 10-14 hari sampai biji mengeluarkan kecambah yang telah berdaun sebanya 2-3 helai.
3. Persiapan Lahan
Perlu diketahui, tumbuhan melon bisa tumbuh dengan baik di tanah ber-PH 6,0-6,8 derajat. Oleh lantaran itu, apabila tingkat keasaman tanahnya kurang dari 6, cobalah tambahkan dolomit sebanyak 2 ton/hektar. Tanaman melon juga menyukai media tanam yang subur dan bertekstur gembur. Lahan perlu dicangkul sedalam 20-30 cm untuk menghasilkan struktur tanah yang halus dan lembut.
Untuk meningkatkan kesuburan tanah, tambahkan pupuk sangkar sebanyak 15-20 ton, pupuk ZA 375 kg, pupuk KCI 375 kg, dan pupuk SP-36 sebanyak 250 kg masing-masing per hektar. Pupuk-pupuk ini dicampurkan di lapisan struktur tanah paling atas, kemudian diaduk secara merata.
Bedengan yang perlu dibentuk mempunyai lebar 100-120 cm dengan tinggi 30-50 cm. Jarak antar-bedengan yang ideal yaitu 50-60 cm. Biarkan tanah selama 2-4 hari biar kondisi aerasinya kembali normal.
Setelah itu, tutuplah bedengan tersebut menggunakan plastik mulsa berwarna hitam perak, dengan posisi kepingan hitam menghadap ke tanah dan kepingan perak menghadap keluar. Buatlah lubang tanam menembus epilog mulsa ini, di mana setiap bedengan dibentuk dua baris lubang penanaman dengan jarak masing-masing lubang yaitu 60x60 cm. Penutupan lahan menggunakan lapisan mulsa dilakukan mulai dari 2 hari sebelum masa penanaman.
4. Penanaman
Proses penanaman ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk memindahkan bibit melon ke lahan penanaman. Caranya yaitu dengan mengangkat benih melon tanpa merusak kepingan akarnya, kemudian tanamkan ke lubang yang telah dibuat. Setiap lubang penanaman diisi dengan 1 bibit melon. Proses penanaman ini paling elok kalau dilakukan pada sore hari, di mana sinar matahari tidak terlalu terik.
5. Pemasangan Ajir
Dalam membudidayakan tumbuhan jenis timun-timunan, kita memerlukan ajir untuk menopang batang tumbuhan yang tumbuh secara merambat tersebut biar bisa bangun di atas tanah. Perlu diketahui, buah yang tumbuh secara menggantung mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan buah yang tumbuh melekat di permukaan tanah. Hal ini dikarenakan buah tersebut tidak akan praktis membusuk.
Bahan ajir umumnya berupa bilah-bilah bambu berukuran 1,5 meter. Ajir ditancapkan di erat setiap lubang saling menyerong ke dalam, yang kemudian akan membentuk silang (X). Struktur ajir bisa diperkokoh dengan menopangnya menggunakan bambu yang dipasangkan secara horisontal dan diika tali rafia. Idealnya, pemasangan ajir ini dilakukan pada ketika hari ketiga sesudah proses penanaman bibit melon supaya tidak berisiko melukai akar tanaman.
6. Perawatan
Bentuk perawatan yang pertama yaitu penyiraman tumbuhan secara rutin yang dilakukan setiap hari selama seminggu. Selepas masa tersebut, intensitas penyiraman bisa dikurangi menjadi dua hari sekali. Usahakan penyiraman tumbuhan melon dilakukan menggunakan air secukupnya, lantaran tumbuhan ini kurang menyukai tanah yang lembap dan tergenangi air menyerupai pada budidaya kentang.
Hal inilah yang menjadi dasar kenapa kebanyakan petani lebih menentukan membudidayakan melon di demam isu kemarau. Meskipun begitu, melon tetap bisa dibudidayakan selama demam isu penghujan dengan catatan lahannya harus dilengkapi sistem drainase yang lancar. Lahan yang terlalu lembap bisa menjadikan tumbuhan praktis mengalami kebusukan.
Pemupukan ulang dilakukan secara terjadwal mulai dari tumbuhan melon berumur 7-50 hari. Pupuk yang digunakan berupa gabungan pupuk organik dan pupuk kimia. Sebaiknya gunakan pupuk berwujud cairan biar praktis diserap oleh akar tanaman. Sedangkan untuk pupuk yang masih berwujud padat, pupuk tersebut bisa diencerkan terlebih dahulu menggunakan air sesuai petunjuk pada kemasan.
Proses pemupukan ulang ini dilakukan sebanyak 6 kali. Tahap pertama yaitu ketika tumbuhan berusia 7 hari dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 100 kg/ha. Pemupukan tahap kedua dilakukan ketika tumbuhan berumur 14 hari menggunakan pupuk NPK 30 kg/ha dan boron 5 kg/ha. Saat tumbuhan melon berusia 21 hari, dilakukan pemupukan tahap ketiga dengan pupuk NPK 36 kg/ha dan superphos 20 kg/ha. Berikutnya tahap pemupukan keempan ketika tumbuhan sudah berusia 28 hari menggunakan pupuk NPK sebanyak 36 kg/ha. Sedangkan tahap kelima yaitu ketika tumbuhan berumur 42 hari menggunakan pupuk NPK 100 kg/ha, superphos 100 kg/ha, dan KNO3 20 kg/ha. Pemupukan tahap terakhir dilakukan kalau tumbuhan melon sudah berusia 50 hari dengan memanfaatkan pupuk NPK 36 kg/ha dan KNO3 sebanyak 30 kg/ha.
6. Penyerbukan
Proses penyerbukan pada tumbuhan melon bisa terjadi secara alami maupun dilakukan dengan santunan manusia/buatan. Di demam isu kemarau, intensitas serangga yang lebih aktif memungkinkan terjadinya penyerbukan secara alami. Sebaliknya, di demam isu penghujan, kebanyakan serangga bersifat pasif sehingga proses penyerbukan harus dimanipulasi dengan campur tangan manusia.
Pada umumnya, penyerbukan buatan dilakukan ketika pagi hari, di mana bunga masih dalam keadaan mekar tepat dan belum mengalami layu. Proses penyerbukan ini dilakukan pada bunga betina biar bermetamorfosis bakal buah. Dalam satu tanaman, anda bisa menumbuhkan 3-4 bakal buah, yang kemudian diseleksi lagi menjadi 1-2 buah/pohon tergantung ukuran buahnya. Tujuannya biar buah-buah tersebut mendapat nutrisi semaksimal mungkin, sehingga bisa berkembang dengan sempurna.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman melon harus selalu dipantau kondisi kesehatannya biar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Hama tumbuhan melon di antaranya thrips, kutu daun, tungau, lalat buah, dan ulat daun. Pengendaliannya bisa dilakukan dengan menerapkan rotasi tanaman, menjaga sanitasi lahan, dan pemupukan berimbang. Untuk pemberantasannya bisa dilakukan dengan menyemprotkan cairan pestisida sesuai tanda-tanda yang muncul.
Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tumbuhan melon yaitu penyakit mosaik, antraknosa, bau batang, dan bau buah. Pemberantasannya harus dilakukan secepat mungkin sebelum penyakit tersebut menyebar ke tanaman-tanaman lainnya. Lakukan penyemprotan obat-obatan dan fungisida sesuai ajuan takaran yang terlampir di kemasan produk.
8. Pemanenan
Masa pemanenan biasanya bisa dilakukan sesudah tumbuhan berusia 60-90 hari. Ciri-ciri buah melon yang siap dipetik yaitu mempunyai permukaan kulit yang bertekstur kasar, pangkal tangkai buah menyusut, kulit buah berwarna hijau kekuningan, dan mengeluarkan anyir khas melon yang matang. Sebaiknya buah melon dipetik ketika tingkat kematangannya masih berkisar antara 80-90%. Hal ini bertujuan biar buah melon tidak membusuk selama dalam proses distribusi.
Proses pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai buah yang mengarah ke daun menggunakan gunting atau pisau, sehingga tangkai tersebut akan membentuk karakter T. Ingat, yang dipotong yaitu kepingan tangkai yang mengarah ke daun, bukan tangkai yang mengarah ke buah. Percaya atau tidak, tangkai tersebut bisa menciptakan buah melon bisa bertahan lebih lama. Jangan lupa seleksi dengan teliti mana buah yang memang benar-benar sudah layak untuk dipanen. Pemanenan akan menghasilkan kualitas buah yang lebih elok kalau dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 8-11.